Upaya membujuk seseorang, terutama para manula, ke rumah sakit sebetulnya gampang-gampang susah. Gampang kalau orang tersebut mau bekerja sama, mau membuka pikirannya seputar bahaya penyakitnya, dan yang terpenting, mau mengatasi ketakutannya sendiri.
Susah jika kita harus berhadapan dengan orang yang keras kepala, seperti kakek saya. Namun demikian, bukan berarti kita harus angkat tangan sewaktu menghadapinya. Lewat upaya yang persuasif, seseorang bisa tergerak hatinya supaya mau menurut permintaan keluarga.
Itulah yang kami lakukan sewaktu membujuk kakek saya berobat ke rumah sakit. Pada awalnya, kami hanya memberi tahu akan membawanya ke rumah sakit sekadar untuk memeriksakan kondisi kakinya yang luka. Hanya memeriksakannya. Tak ada yang lain. Kalau pun pada hasil pemeriksaan, dokter merekomendasikan supaya dilakukan operasi, kami akan mengembalikan semua keputusan pada kakek saya. Ia boleh ikut, boleh juga tidak.
Rupanya upaya itu berhasil meluluhkan hati kakek. Kakek yang tadinya ogah dibawa ke rumah sakit kini bersedia menurut. Semua dilakukan karena ia berpikiran hanya akan menjalani pemeriksaan saja. Jadi, tak ada beban pikiran apapun yang harus dibawanya.
Jadi, kalau kita menghadapi situasi yang demikian, upaya yang persuasif lebih berguna daripada harus mengandalkan tekanan. Dengan demikian, seseorang yang akan diajak ke rumah sakit pun jauh lebih menurut.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H