Di dapur, kita harus memeriksa kondisi kompor gas. Ceklah bahwa kompor gas sudah dalam keadaan padam dan aman. Terakhir, cabut semua kabel peralatan elektronik, yang tidak diperlukan, seperti televisi, hp, dispenser, dan penanak nasi. Semua itu dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya kebakaran.
“Kalau saya sudah terlanjur di jalan, apa yang harus dilakukan?” Telepon orang rumah atau tetangga dekat untuk memastikan keamanan rumah. Namun, kalau tak ada siapapun di situ, barangkali anjuran Goleman dapat dilakukan: relaksasi dan berpikir positif.
Relaksasi dilaksanakan manakala perasaan cemas yang timbul sudah sedemikian mengganggu kita. Terdapat beragam teknik relaksasi. Salah satunya adalah pernapasan diafragma. Cara itu dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun lantaran kita hanya perlu bernapas dengan menggunakan otot-otot diafragma.
Sementara itu, berpikir positif membantu meredakan “badai” kecemasan yang sedang terjadi. Berpikir positif bisa dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut: “Bukankah tadi saya keluar dalam keadaan perasaan yang tenang? Berarti saya yakin betul telah memastikan keamanan rumah. Jadi, untuk apa, saya terganggu oleh rasa cemas ini?”
Saya memanfaatkan teknik itu sewaktu mengatasi rasa cemas akibat lupa mencabut charger hp. Uniknya, cara itu berhasil meredakan kecemasan yang saya alami. Setelah menyelesaikan semua urusan, saya pun langsung kembali ke rumah, dan ternyata, seperti yang sudah saya duga, tidak terjadi apa-apa!
Perkiraan saya meleset jauh. Charger hp yang saya duga masih terpasang di sakelar ternyata sudah dicabut. Saya kurang memerhatikannya saja sehingga itu akhinya jadi bahan pikiran.
Namun demikian, dari situ, saya mendapat “hikmah” bahwa apapun yang kita pikirkan akan terjadi, yang terjadi justru berbeda dari yang kita pikirkan sebelumnya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H