Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melampaui Kilauan Berlian

5 Oktober 2016   17:40 Diperbarui: 19 Oktober 2016   07:53 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak saat itu, Merian menjadi “anggota baru” dalam keluarga kami. Di meja makan, suamiku tak hanya mengobrol bersama kami, tetapi juga berbincang dengan “kursi kosong” yang khusus disediakan untuk Merian.

www.excelrental.com
www.excelrental.com
Pada pagi hari, di beranda rumah, suamiku tampak asyik makan kuaci “ditemani” Merian, yang katanya pandai guyon. Sementara itu, sore harinya, suamiku akan mendengarkan lagu kesukaannya, yang terus diputarnya berulang-ulang setiap hari karena Merian juga menyukai lagu itu.

Awalnya kami hanya bisa mengernyitkan dahi dan menatap satu sama lainnya dengan pandangan penuh heran. Sejujurnya kami sedih melihat tingkah suamiku.

Namun, kami pantang berputus asa. Kami mengetahui kalau ini adalah sebuah ujian besar dalam kehidupan rumah tangga kami. Kami bertekad melampaui ujian ini sehingga keluarga kami tetap utuh dan bahagia.

Kami akan merawat suamiku sebaik-baiknya.

Dua kali seminggu, dengan ditemani anak-anak, aku membawa suamiku ke rumah sakit untuk menjalani terapi. Aku menemaninya selama terapi pemijatan berlangsung.

Saat suamiku terserang demam tinggi, buru-buru aku mengompresnya dengan es batu. Kemudian, sewaktu suamiku susah makan, dengan penuh kesabaran, aku menyuapinya sedikit demi sedikit.

Sementara itu, ketika suamiku terjaga pada malam hari setelah mendapat mimpi buruk, aku memeluk tubuhnya, mengelus punggungnya, dan membisikkan kalimat yang menenangkan: “Semuanya akan baik-baik saja, Pa.”

Dengan penuh welas kasih, aku merawat suamiku. Aku memandikannya, membersihkan kotorannya, dan menuntunnya ke manapun kami pergi. Semua itu aku lakukan tanpa merasa jijik atau risih, lantaran aku sangat mencintainya, dan mengharapkan pemulihannya.

www.dialysismanagementclinics.ca
www.dialysismanagementclinics.ca
Semua usahaku mulai menunjukkan hasil. Setelah menjalani terapi sekitar tiga tahun, suamiku memperlihatkan perubahan. Ibarat sekuntum edelweis yang terus merekah sepanjang musim, suamiku tampak lebih tenang daripada sebelumnya.

Bahkan, halusinasinya pun jauh berkurang. Sosok Merian yang menjadi “sahabat dekat”-nya perlahan-lahan hilang seperti kabut asap yang tersapu oleh embusan angin. Akhirnya, suamiku terbangun dari mimpinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun