Kedua, stres bisa bersumber dari kebisingan. Orang-orang yang tinggal di tempat yang bising seperti di tepi jalan raya atau di sisi rel keretaapi sangat rentan terkena stres. Bisa kita bayangkan betapa terganggunya kita sewaktu terbangun malam-malam karena kaget mendengar suara sirine keretaapi yang memekakan telinga.
Ketiga, stres dapat bermula dari peristiwa kehilangan orang-orang terdekat. Dalam buku Menurunkan Tekanan Darah, Aggie Casey dan Herbert Benson mendaftar sepuluh hal pemicu stres dan kehilangan pasangan berada pada urutan teratas.
Seorang istri yang ditinggalkan oleh suaminya, misalnya, tak hanya berduka, tetapi juga terkena stres lantaran sekarang ia harus menghidupi diri dan keluarganya. Ia harus menggantikan peran suaminya sebagai kepala dan tulang punggung keluarga.
Keempat, stres dapat berawal dari kemiskinan. Sewaktu harga-harga kebutuhan pokok cenderung naik, biaya sekolah mahal, dan tagihan membengkak, hidup terasa semakin sulit, terutama bagi kaum prasejahtera. Semua itu dapat mengakibatkan stres yang berkepanjangan.
Saya Mengatasi Stres dengan Melakukan Relaksasi
Sebetulnya stres tidak melulu bersifat destruktif. Sejumlah penelitian bahkan menyebut bahwa manusia membutuhkan stres. Dengan intensitas rendah, stres dapat meningkatkan ketahanan mental. Orang yang terpapar stres rendah akan mempunyai mentalitas yang lebih kuat daripada sebelumnya.
Nah, yang menjadi persoalan adalah stres tingkat tinggi dan progresif. Stres semacam itu merupakan awal dari depresi. Stres itu bersifat destruktif karena meruntuhkan sikap optimis dalam menjalani hidup.
Orang yang mengalaminya akan memandang dunia sebagai tempat tanpa harapan. Mereka akan merasa minder dalam pergaulan. Mereka menarik diri dari keluarga. Bahkan, mereka cenderung menyakiti dirinya sendiri.
Namun demikian, bukan berarti bahwa stres seperti itu tidak dapat diatasi. Kita bisa menyelesaikannya kalau kita mengetahui teknik untuk menetralisir perasaan stres yang timbul.
Saya terbiasa meredakan stres dengan menggunakan relaksasi. Ada beragam teknik relaksasi yang bisa dilakukan, seperti pernapasan diafragma, pemijatan, dan visualisasi. Saya tidak akan membahas semua teknik tersebut, tetapi saya akan memaparkan satu teknik yang mudah dilakukan, yaitu pernapasan diafragma.
![www.chopra.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/02/wwwchopracom-57a0112f1eafbdd3068b4567.jpg?t=o&v=555)