Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Akibat Menjadi Antisosial

23 Juli 2016   08:36 Diperbarui: 23 Juli 2016   15:31 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menyukai pesan yang disampaikan dalam tayangan video berikut ini.

Tayangan video itu menceritakan kesedihan yang dialami seekor rubah. Rubah berbulu orange tersebut tampak murung memikirkan persoalan yang sedang dihadapinya. Persoalan itu terlalu berat ditanggung sendirian.

Ibarat sebuah lubang yang menganga di dasar perut bumi, perlahan-lahan persoalan itu kemudian menenggelamkan rubah mungil itu ke dalam perasaan stres yang berlarut-larut.

Kemudian datanglah seekor beruang yang baik hati. Ia mendekati si rubah dan mendengarkan semua persoalannya. Ia pun ikut merasakan penderitaan si rubah. Bahkan, sewaktu si rubah terperosok dalam sebuah lubang pun, ia datang menemani si rubah.

“Tidak usah khawatir,” katanya. “Aku ada bersamamu.” Si rubah merasakan energi persahabatan yang tulus. Suasana hatinya pun mulai berubah. Akhirnya, ia pun memeluk si beruang, yang sudah membantunya mengatasi perasaan sedih tersebut.

Kisah tersebut menunjukkan perasaan empati. Perasaan empati ibarat sebuah cermin di dalam batin. Sewaktu kita mempunyai perasaan empati yang kuat, kita dapat melihat lewat sudut pandang orang lain. Kita dapat memahami perasaan orang lain dengan baik, seolah kita sedang becermin dengan perasaan sendiri. Oleh sebab itu, orang berempati tidak mudah menghakimi orang lain.

Sayangnya tidak semua orang mempunyai perasaan empati dalam batinnya. Para pembunuh berantai, pemerkosa, dan pelaku teror, seperti di Munich, jelas memiliki sedikit sekali empati dalam dirinya.

Mereka tidak merasa menyesal sedikit pun terhadap penderitaan yang dialami para korbannya. Mereka bahkan tidak merasa takut terhadap konsekuensi yang akan didapat atas perbuatan kejam itu. Ibarat wilayah kutub yang terselimuti salju tebal, hati nurani mereka sudah lama membeku.

Antisocial Personality Disorder

Para psikolog menyebut bahwa perilaku mereka menunjukkan antisocial personality disorder atau gangguan kepribadian antisosial. Orang-orang yang terindikasi gejala tersebut mempunyai beberapa ciri. Dalam buku Psikologi edisi 9, Carole Wade dan Carol Tavris menyebut sedikitnya tiga ciri orang yang antisosial.

Pertama, orang tersebut minim empati. Seperti sudah saya singgung, orang yang antisosial memiliki ketidakmampuan dalam merasakan penderitaan yang dialami orang lain. Sebagai contoh, Gary L. Ridgway mengaku dengan tenang bahwa ia telah membunuh 48 wanita di Amerika Serikat, dan sewaktu menjalani persidangan, ia tidak menunjukkan sedikit pun perasaan menyesal atas perbuatannya. Hal itu memperlihatkan kalau empati di dalam hatinya sudah sedemikian tergerus sehingga ia tega menghabisi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun