Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjinakkan Amarah dengan 3 M

30 Mei 2016   07:40 Diperbarui: 30 Mei 2016   08:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.theguardian.com

Berikut ini adalah metode tersebut.

Pertama, Mengenaliperasaan marah yang muncul pada bagian tubuh tertentu. Kemarahan umumnya ditandai oleh gejala seperti jantung berdetak cepat, perasaan panas pada tubuh, dan banjir hormon adrenalin yang bisa membangkitkan energi yang dahsyat.

Memang tidaklah mudah untuk mengenali amarah ketika perasaan tersebut muncul dalam hati, apalagi kalau intensitasnya tinggi. Oleh sebab itu, kita harus lebih banyak berlatih kesadaran diri.

Latihan meditasi dan yoga sederhana dapat membantu kita untuk meningkatkan kesadaran diri tersebut.

Sebagai contoh, saat ada seorang pengendara sepeda motor yang memberi lampu sent ke kiri, tetapi malah belok ke kanan, dan kita hampir bertabrakan dengannya, respon yang timbul tentu saja adalah marah.

Kita merasakan perasaan tersebut muncul perlahan-lahan. Nah, sebelum kita tenggelam dalam kemarahan, kita harus mengenali sensasi tubuh yang muncul.

Pada waktu itulah kita dapat meredakan emosi tersebut secepatnya, dan memulihkan kembali akal sehat kita.

Kedua, Membahasakanperasaan tersebut. Kita perlu menamai perasaan tersebut dalam batin.

Kita bisa merenung, “Saat ini, saya hampir mengalami kecelakaan akibat kelalaian orang lain, dan saya merasa marah.”

Kita bisa juga merenung, “Timbul kekesalan dalam diri saya,” atau, “Kemarahan saya semakin menguat.”

Hal itu pun sulit dilakukan kalau kita belum terbiasa. Maka, kita perlu belajar membahasakan semua perasaan di hati setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun