Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosok di Balik Sukses Seorang Bintang

18 November 2014   18:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_336311" align="aligncenter" width="390" caption="Anne Sullivan"][/caption]

Nama mereka jarang sekali terdengar. Sosok mereka pun jarang terlihat. Namun demikian, mereka adalah orang-orang yang berjasa membesarkan seorang bintang. Mereka adalah guru-guru yang membimbing, mendidik, dan mengarahkan siswanya agar menunjukkan kemampuan terbaik dalam bidang masing-masing. Siapa sajakah mereka? Apa sajakah peran mereka bagi kesuksesan seseorang?

Pernahkah Anda mendengar nama Anne Sullivan? Anne Sullivan lahir di Amerika Serikat pada 14 April 1866. Pada tahun 1880, Anne menuntut ilmu di Sekolah Perkins, sebuah lembaga pendidikan yang khusus mencetak guru untuk Sekolah Luar Biasa. Setelah selesai menamatkan pendidikannya, Anne menjadi guru Hellen Keller. Lewat bimbingan Anne, Hellen belajar berbicara, membaca huruf braile, dan menulis. Lewat bimbingan Anne jugalah, Hellen berhasil meraih pendidikan di Radcliffe College dan menjadi motivator yang terkenal. Dalam bukunya, yang berjudul the Story of My Life, Hellen mengibaratkan gurunya sebagai sebuah nyala lilin yang menerangi hidupnya. Bagi Hellen, Anne adalah orang yang berjasa besar dalam hidupnya sehingga ia berhasil sesuatu yang luar biasa dalam semua keterbatasannya.

Seperti Anne Sullivan, Toni Nadal juga adalah seorang guru yang memberi pengaruh terhadap bintang tenis Rafael Nadal. Toni yang lahir di Mallorca, Spanyol, pada tanggal 27 Februari 1961, adalah paman Rafael Nadal. Toni sudah melatih Rafael sejak Rafael berusia 14 tahun. Walaupun mempunyai hubungan keluarga, Toni melatih Rafael dengan keras. Dalam sebuah wawancara, Rafael mengaku sering pulang sambil menangis karena pamannya melatihnya dengan keras. Misalnya saja, Toni meminta Rafael untuk melatih kedua tangannya. Rafael yang terbiasa menggunakan tangan kanan harus aktif menggerakkan tangan kirinya. Semua itu tentu mempunyai tujuan supaya Rafael mempunyai pukulan backhand yang sama kuatnya di kedua sisi. Berkat didikan pamannya, Rafael berhasil menjadi petenis nomor satu dunia.

Sementara itu, dalam dunia pendidikan di Indonesia, terdapat N.A. Muslimah Hamid. Namanya tentu terdengar asing. Namun, kalau kita membaca novel Laskar Pelangi yang dikarang oleh Andrea Hirata, kita akan sering mendengar namanya. Muslimah Hamid adalah guru yang mengajar Andea sejak bersekolah di SD dan SMP Muhammadiyah di Belitung. Nama Laskar Pelangi sebetulnya adalah sebutan Ibu Muslimah kepada murid-muridnya yang berjumlah sepuluh. Andrea sangat terinspirasi oleh sosok Ibu Muslimah, yang ramah, baik hati, dan sabar. Oleh sebab itu, sewaktu mendengar Ibu Muslimah terbaring sakit, Andrea segera saja berinisiatif membuat draf novel yang ditujukkan untuknya. Konon, Andrea menulis draf itu setiap malam, selama tiga minggu, sebanyak 600 halaman. Hal itu tentunya menunjukkan bahwa Ibu Muslimah telah memberi Andrea jasa yang sangat besar sehingga ia bersedia menulis novel tanpa iming-iming imbalan apapun. Semua itu dilakukan untuk persembahan kepada gurunya.

Semua uraian tersebut menunjukkan bahwa kita membutuhkan jasa orang lain untuk bertumbuh dan berkembang. Orang-orang tersebut tak harus mempunyai hubungan darah dengan kita, tetapi bisa juga merupakan orang lain yang berada dalam lingkungan pergaulan kita. Orang-orang tersebut sebetulnya adalah guru bagi kita karena mereka sudah bersedia memberi jasa yang besar dalam hidup kita. Orang-orang tersebut mungkin saja kurang terkenal, tetapi jasanya akan selalu dikenang.

(Pembaca yang terhormat, terima kasih karena Anda sudah membaca tulisan ini, dan apabila berkenan, Anda bisa membaca tulisan saya yang lain, yaitu Guru Inspiratif yang Menulis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun