Mohon tunggu...
Adib Yabani
Adib Yabani Mohon Tunggu... Bisnis -

Someone who will lost someday

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyoal Tentang Keresahan Sang Panglima

10 November 2016   20:38 Diperbarui: 10 November 2016   20:48 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada yang menarik dari Indonesia Lawyers Club 8 November 2016 tempo hari, yaitu pada segmen kedua ketika sang persiden ILC Karni Ilyas memberikan kesempatan bicara pada Panglima TNI Gatot Nurmantyo tentang aksi damai 4 November. Ketika publik menunggu pendapat beliau, sang jendral malah presentasi tentang ancaman asing yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan negara. Sesuatu yang agak jauh dari topik yang dibahas, sedikit dipaksakan untuk dikait-kaitkan.

Menariknya adalah saya sangat yakin presentasi tersebut sudah disiapkan sebelumnya antara sang Jenderal dengan tim ILC. Hal tersebut tergambar jelas dari runutnya materi presentasi dengan slide show yang ditampilkan pada pemirsa. Pasti hal tersebut sudah bersama disiapkan, baik itu oleh pihak ILC ataupun oleh Pak Gatot. Selanjutanya ada dua kemungkinan, pertama ILC meminta Pak Gatot menyampaikan materi itu, atau kedua Pak Gatot yang sengaja meminta pada ILC untuk dipersilakan menyampaikannya secara langsung pada bangsa Indonesia, ga peduli isu apa yang jadi tema. Tendensi saya kuat pada kemungkinan kedua.

Lantas pertanyaan mendasarnya adalah mengapa seorang Jenderal Panglima TNI Republik Indonesia sampai perlu melempar isu tersebut ke publik? Kenapa tidak hanya cukup di internal pemerintah pusat atau di kalangan militer saja? Hal ini yang akan kita analisis bersama.

Inti dari presentasi Panglima adalah concern beliau terhadap rentannya intervensi asing terhadap Indonesia. Beliau mengungkapkan ada suatu gerakan “invisible hands” terhadap bangsa Indonesia. Lebih jelasnya, mari kita simak cuplikan video berikut;

https://www.youtube.com/watch?v=VmoobrRWhBY

Sampai saya menulis opini ini, ketika saya mencari di google dengan kata kunci “panglima tni tentang keamanan Indonesia ilc”, ternyata concern sang panglima sudah pernah disampaikan dan diliput media tertanggal 4 oktober 2016. Hanya beberapa media saja yang memberitakan, jauh dari kata massif. Sesuatu yang agak aneh untuk isu sekuat ini. Mungkin karena kurang begitu bisa dijual, klise, atau entahlah.

Pernyataan seperti itu yang sampai perlu disampaikan oleh seorang panglima militer jelas suatu yang perlu dicermati bersama. Saya berpikir, merenung, menghayati seperti ada something big di belakang layar. Tidak mungkin ketika kita berpikir apa yang beliau ungkapkan tidak dipedulikan asing. Tidak mungkin juga seorang Panglima TNI tidak sadar bahwa presentasinya tersebut dapat menyindir aktivitas militer asing di sekitar Indonesia. Sesuatu yng bisa menggerahkan para pimpinan militer negara-negara yang disinggungnya. Pasti intelejen asing akan segera melapor pada atasan mereka terkait isu yang disampaikan sang panglima. Pasti.

Dari perspektif subjektif saya ada beberapa hal mengapa bisa seperti itu;

Pertama, panglima berusaha membuat isu tersebut menjadi isu publik disebabkan beliau sudah sangat khawatir dengan keamanan negara. Pastinya hal tersebut sudah dan sering disampaikan panglima pada presiden, menteri pertahanan, maupun anggota TNI. Dan agaknya beliau merasa itu belum benar-benar cukup. Panglima ingin isu tersebut tidak selesai hanya pada tingkat pemerintahan pusat dan militer saja, tetapi ingin menjadikan isu tersebut menjadi isu nasional. Berusaha membangunkan awareness bangsa akan ketidaksadaran kolektif atas hal tersebut.

Kedua, saya percaya hal tersebut hanya kulit dari suatu inti yang lebih kompleks. Saya menduga kuat ada banyak hal terkait militer yang tidak bisa disampaikan panglima pada masyarakat. Menyampaikan isu sesensitif itu pada publik secara live sungguh bukan sesuatu yang sederhana jika dikaitkan dengan sang pembicara adalah seorang pimpinan militer negara. Sesuatu yang jauh dari kata pencitraan apalagi candaan.

Ketiga, ada upaya dari panglima agar semua pihak dari hulu ke hilir mempesiapkan diri jika suatu waktu ada kondisi di mana semuanya harus bersiap.

Pada akhirnya saya hanya berharap satu hal. Mudah-mudahan opini saya terlalu berlebihan. Itu saja.

Biarlah saya menjadi tumbal untuk kebinekaan Indonesia. Untuk keamanan Bangsa”.Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Selamat Hari Pahlawan

Adib Yabani

10 November 2016

20.08 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun