Mohon tunggu...
Adib Taufikurrohman
Adib Taufikurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam - UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Eksistensi Media Cetak di Era Disrupsi Digital

13 Desember 2021   17:31 Diperbarui: 13 Desember 2021   17:46 3378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Era digital tidak cukup mengandalkan wartawan hebat, butuh membuka pintu redaksi untuk orang-orang dengan keahlian baru. Makanya perlu dibiasakan terus menerus bekerja dengan orang-orang berlatar belakang digital. Redaksi sudah tidak bisa memonopoli newsroom, keputusan-keputusan harus mempertimbangkan apa yang dikehendaki user. Mereka juga harus bisa melakukan engagement dengan user. Untuk keperluan tersebut, sudah dua tahun ini tempo merekrut manajer media sosial.

Perlunya personal branding bagi wartawan

Patut diperhatikan, di era sekarang tugas wartawan tidak berhenti ketika memasukkan naskah ke desain. Itu justru baru mulai. Mereka harus mengimbangi dengan interaksi horizontal untuk engage dengan user. Oleh karena itu perlu bagi setiap wartawan untuk melakukan personal branding di media sosial dengan personal value yang tetap sejalan dengan value korporat.

Kenali pembaca dan sesuaikan dengan demografi mereka

Karena user media digital adalah gen millenial yang berada dengan user majalah cetak, seluruh mindset model bercerita wartawan harus ditinjau ulang. Selain tidak terlalu panjang, juga dibuat bagaimana agar orang tidak bosan saat menyimak. Misalnya dengan infografis, dengan kartu atau video. Tidak hanya mengandalkan teks dan foto. Siap-siap juga jika mereka lebih suka membaca bukan dari web tapi melalui media sosial. Untuk setiap format tersebut, harus tetap dipastikan agar pembaca tetap mendapatkan user experience terbaik, meski dia berada di halaman orang lain yaitu media sosial.

Berdasarkan strategi di atas dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi media cetak untuk mempertahankan eksistensinya di era saat ini. Selain itu juga perlunya dukungan dari kita sebagai pembaca untuk kembali menggunakan media cetak, meskipun melalui media digital lebih cepat dan mudah didapatkan, namun tidak dapat dipungkiri ada banyak berita hoax yang tersebar, berbeda dengan media cetak dalam memberikan sebuah informasi secara lengkap dari berbagai sudut pandang dan mewawancarai lebih dari satu narasumber yang memiliki kredibilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun