Mohon tunggu...
Adib Manggala
Adib Manggala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IKIP PGRI Wates, Yogyakarta

Kampus : IKIP PGRI Wates, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lukas Penginjil Kaum Perempuan

1 November 2021   20:09 Diperbarui: 1 November 2021   22:25 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain dari kebebasan yang diberikan Yesus kepada wanita untuk menyertai-Nya dalam perjalanan-Nya, Yesus menuntut suatu sikap penghormatan dan penghargaan terhadap kaum wanita dari kaum pria, yaitu dari para murid-Nya. Yesus menegaskan: "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." (Matius 5:27-28)

Tuhan Yesus tidak puas dengan hanya mengangkat kedudukan kaum wanita di mata masyarakat. Ia menjadi Juru Selamat mereka dan seluruh umat manusia (Lukas 7:36-50). Jika benar bahwa dosa masuk ke dalam dunia karena wanita, bukankah benar pula bahwa Juru Selamat datang melalui wanita?

Tugas penginjilan adalah tugas setiap orang percaya. Orang-orang percaya terdiri dari pria dan wanita, anak, pemuda/i dan dewasa. Berarti bahwa penginjilan adalah tugas bersama kaum pria dan kaum wanita.

Matius 28:18-20 mencatat bahwa penginjilan adalah pekerjaan yang diberikan kuasa Roh Kudus, pekerjaan yang harus dikerjakan dengan dan melalui kuasa Roh Kudus. Tuhan Yesus datang ke dunia ini sebagai Penginjil yang membawa Kabar Baik. Penginjilan ada karena suatu perintah yang disertai kuasa, diteruskan karena kebutuhan global, dan berlangsung terus karena ada orang-orang yang mengasihi jiwa-jiwa dan berbeban untuk membawa mereka kepada Tuhan Yesus. Seandainya anak-anak Tuhan tidak lagi berbeban untuk penginjilan, maka pekerjaan pemberitaan Kabar Baik akan berhenti, sebab Tuhan tidak memiliki pengerja lagi.

Apakah peranan kaum wanita dalam pelayanan penginjilan? Paulus terkenal dalam penyebaran Injil di Eropa dan Asia. Kita mendengar surat kirimannya kepada jemaat di Filipi, Efesus, Roma, dan sebagainya, khususnya untuk ketiga jemaat itu, tiga wanita berperan penting dalam pertumbuhan jemaat-jemaat ini. Ketiga wanita ini berperan sebagai perintis di Filipi, pembina sidang di Efesus, dan pengantar firman Tuhan dari Korintus ke Roma. Siapakah nama ketiga wanita ini?

Pertama, adalah Lidia. Ia berasal dari Filipi (Kisah Para Rasul 16:13-40). Ia pengikut pertama dari Eropa, seorang yang bukan Kristen. Pada tahun 50, ia menjadi anggota kelompok doa dan pemahaman Alkitab wanita Yahudi yang bertemu di tepi Sungai Gangites. Setelah ia dibaptis, ia membuka rumahnya menjadi tempat pertemuan kelompok PA yang sedang maju itu. Paulus setia mengajar dan berdoa bersama mereka. Walaupun seorang pedagang kain ungu, ia tetap membuka rumahnya bagi Tuhan. Ia adalah bagian dari perluasan Injil di kotanya. Rumah Lidia terbuka untuk menjadi tempat ibadah, persekutuan, dan pendidikan, serta latihan di dalam kehidupan Kristen. Dari kelompok kecil ini, berdirilah jemaat Filipi tempat Paulus menulis:

"Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil. Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian." (Filipi 1:3,7,8)

Kedua, adalah Priska (Kisah Para Rasul 18). Bersama dengan Akwila suaminya, kemungkinan bertobat melalui pelayanan Paulus pada tahun 52. Mereka bekerja sama dengan Paulus sebagai tukang kemah. Paulus tinggal satu setengah tahun dengan mereka di Korintus. Mereka meninggalkan Korintus bersama Paulus ke Efesus (Kisah Para Rasul 18:18-19). Setiba di Efesus, Paulus meninggalkan pekerjaan dan tanggung jawab sekumpulan orang Kristen pada mereka. Apolos mengunjungi mereka, seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Tetapi, Akwila dan Priska menjelaskan kepadanya Jalan Allah. Setahun kemudian, waktu Paulus kembali, ia melihat sebuah gereja yang bertumbuh dengan pesat.

Dalam Roma 16:5, Paulus mengirim salam kepada Priska dan Akwila dan juga jemaat di rumah mereka, yang dalam sejarah disebut "ecclesia domestica", yang berarti gereja rumah (atau jemaat yang beribadah dalam satu rumah). Juga disebut dalam Kolose 4:15; Filemon 1:2. Akwila dan Priska telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk hidup Paulus (Roma 16:4).

Tidak dapat disangkal lagi bahwa adanya jemaat di Filipi dan di Efesus ialah karena Lidia dan Priska ikut ambil bagian yang terpenting dalam pertumbuhan gereja dan pengabaran Injil sebagai perintis dan pembina jemaat. Strategi pertumbuhan gereja tidak meniadakan sumbangan wanita sebagai penyumbang dan penolong. Tantangan bagi orang-orang percaya ialah juga untuk mendirikan "ecclesia domestica" -- gereja di dalam rumah yang akan kelak menjadi gereja dan jemaat Tuhan.

Ketiga ialah Febe. Kitab Roma adalah risalat doktrin terkemuka yang diilhamkan Roh Kudus. Tetapi risalat/buku tersebut yang diberikan Allah melalui Roh Kudus kepada Paulus akan bisa hilang tanpa pengantar yang bertanggung jawab. Pengantar firman Tuhan itu ialah Febe. Ia mengantar surat kepada jemaat di Roma dari Korintus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun