Mohon tunggu...
Adi MC
Adi MC Mohon Tunggu... Administrasi - Lectio contra est

''Kemanusiaan di atas segalanya"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Alas Kepala Orang Rote Bernama Ti'i Langga

17 April 2019   13:32 Diperbarui: 6 Januari 2022   02:02 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket foto:  www.sasandoshop.com

Pada tahun 2012 sekitar bulan awal September pertama kalinya saya menginjakan kaki di pulau terselatan Indonesia itu, pada sore menjelang malam hari saya habiskan waktu saya dengan bersantai di depan penginapan yang berlokasi di Kelurahan Busalangga, Kecamatan Rote Barat Laut.

Hal pertama yang membuat saya terkagum adalah lantunan merdu suara Sansando dari seorang Pria paruh baya yang berjalan tanpa alas kaki sambil sesekali menyanyikan lagu menggunakan bahasa daerah pulau Rote "teo Renda o, Renda o Sama- sama Basudara". (Lirik lagu yang dinyanyikan pria itu)

Yang tidak kalah menariknya adalah alas kepala yang digunakan pria paruh baya itu, bentuknya seperti topi Koboi (the reall setson hat) milik orang Eropa tetapi memiliki antena yang menjulang keatas (mirip seperti Rumah adat orang Sumba), dan terbuat dari daun lontar yang dianyaman menjadi topi (Ti Langga).

Untuk menghapus rasa penasaran saya dengan alas kepala itu saya pun mencari tahu dan akhirnya saya mengetahui alas kepala yang dipakai itu bernama Ti'i Langga, Ti'i Langga memang berbeda dengan alas kepala dari daerah-daerah lain di Nusa Tenggara Timur yang notabene menggunakan kain tenunan.

Menurut Wikipedia " Ti'i langga adalah sejenis topi bertepi lebar yang terdapat di Kepulauan Rote, Indonesia bagian timur. Pulau Rote adalah pulau berpenghuni paling selatan di Indonesia, terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak jauh dari Timor.

Ciri khas topi ini adalah adanya semacam cula yang aneh mirip unikorn setinggi 40 sampai 60 sentimeter atau hiasan jambul yang melekat di bagian depan. Cula/jambul tersebut sering disebut dengan istilah 'antena' yang mempunyai sembilan tingkat. 

Bagian yang meruncing pada topi tersebut makin lama tidak akan tegak, tetapi cenderung miring dan sulit untuk ditegakan kembali. Konon hal tersebut melambangkan sifat asli orang Rote yang cenderung keras."

(KetFoto by Aristo Landukati. Seorang Pria Menggunakan Topi Ti'i Langga)
(KetFoto by Aristo Landukati. Seorang Pria Menggunakan Topi Ti'i Langga)

Ti'i Langga juga merupakan lambang dari kepercayaan dan kekokohan diri seorang pria dewasa di pulau Rote, tetapi lambat laun warisan nene moyang yang suda sejak abad ke 20 ini perlahan-lahan hilang mulai termakan zaman, bahkan ada sebagian dari masyarkat Rote yang tidak memiliki Ti'i Langga. Ini menunjukan bahwa budaya masyarakat Rote Ndao mulai pudar perlahan-lahan.

Pada bulan April tahun 2019, saya kembali menapakan kaki di Pulau Rote, setelah beberapa hari berkeliling dari desa ke desa saya tidak menemukan seorangpun yang kepalanya mengguakan Ti'i Langga. 

Yang lebih mengejutkan lagi setelah saya bertemu seorang Petani, bermodalkan bahasa Rote Dengka yang saya pelajari akhirnya saya bertanya tentang Ti'i Langga, Petani itu menjelaskan kalau " Ti'i Langga sekarang digunakan hanya kalau ada acara-acara Adat, ada tarian penyambutan dan acara perkawinan Masyarakat".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun