Mohon tunggu...
Adib Hasbullah
Adib Hasbullah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan humaniora uin jogja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menguak Jati Diri, Kenapa Tidak?

25 Desember 2013   11:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13879457881979257583

Tak bisa dipungkiri bahwa indonesia merupakan negara dengan ragam suku dan budaya. Keragaman tersebut merupakan ciri khas yang membuat indonesia sangat menarik dan unik. Berjajar dari sabang sampai merauke indonesia mempunyai keragaman budaya yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Keragaman tersebut terikat dengan simbol burung garuda yang membawa pita bertuliskan Bhineka tunggal ika yang menjadi maskot bangsa indonesia sebagi alat pemersatu bangsa. Bineka tunggal Ika merupakan semboyan yang berarti berbeda- beda tetap satu jua.

Keragaman suku dan budaya merupakan nilai lebih yang membuat indonesia mampu untuk berkembang lebih jauh dan mampu bersiang dengan bangsa- bangsa lain dengan keunikan dan budayanya. Hal tersebut mampu untuk mendongkarak pendapatan devisa negara melalui sektor budaya dan pariwisata. Penaganan, Pengelolaan dan pengawasan yang tepat dapat menjadi jalan keluar untuk hal tersebut. Pemerintah seharunya memberikan perhatian lebih terhadap potensi tersebut, agar sumber daya yang kita punya dapat dioptimalkan dan tidak bergantung pada sumber daya alam yang selalu menjadi tumpuan pendapatan negara.

Melalui penanganan yang tepat keragaman budaya paling tidak mampu untuk membantu pendapatan daerah, sehingga daerah tidak hanya bergantung pada negara. Pengelolaan potensi dapat diupayakan dengan mengorganisir dengan rinci budaya yang ada dan menjaga kelestariannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pandangan tentang budaya kepada masarakat agar mereka lebih mengerti akan budaya mereka sendiri dan agar muncul rasa nasionalisme yang kuat. Pengawasan yaitu pemerintah sebagai lembaga negara juga harus mempunyai peran aktiv dan dukungan atas hal tersebut. Kelestarian budaya sebagai jati diri bangsa indonesia merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Sebagai warga negara yang baik kita sebagai generasi muda wajib berperan aktiv dalam kegiatantersebut. Memberi wadah berproses menjadi tahap awaluntuk kegiatan tersebut.

Salah satu agen budaya yang masih inten dan fokus terhadap keseniaan adalah Sanggar Nuun. Sanggar Nuun merupakan wadah untuk berproses kesenian yang turut memberikan sumbangsih terhadap kelestarian kesenian di indonesanggar Nuun mencakup beberapa wilayah kesenian misalnya musik kreativ dan akulturativ dengan mengunakan instrumen gamelan dan beberapa seni pertunjukan lain yang masih memegang kuat akar tradisi dan kearifan lokal. Sebagi wadah berproses kesenian Sanggar Nuun membuka pintu selebar- lebarnya untuk siapa saja yang peduli dan ingin berkesenian. Pada awal desember 2013 Sanggar Nuun memberi ruang bagi siapa saja yang ingin berproses kesenian . Acara yang bertempat di Student Center UIN Sunan Kalijaga yogyakarta kebanyakan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di yogyakarta.

Dalam kegiatan Kemah Seni V yang mengusung tema “Melayarkan Perahu Peradaban, Menyelami Arti Gelombang” Sanggar Nuun memberikan ruang berproses yang akan berlangsung pada tiga tahap. Tahap pertama akan dilakukan pada tanggal 5 sampai 9 Desember 2013, bertempat di Pondok Pesantren Kaliopak, Piyungan, Yogyakarta. Pada tahap pertama ini teman- teman peserta akan diperkenalkan dengan dunia kesenian yang selama ini menjadi ruang ekspresi Sanggar Nuun meliputi teater dan pantomime, Seni rupa, Musik, serta sastra.

Mengutip perkataan Abdillah Barsas, selaku ketua panitia kemah seni v Sanggar Nuun. “ Kemah seni tahap pertama ini adalahpematik awal bagi anggota baru Sanggar Nuun agar nantinya memiliki bekal dan semangat dalam berproses dalam dunia kesenian, khususnya yang selama ini Sanggar nuun lakukan. Selain itu kemah seni kali ini juga merupakan sebuah pijakan dasar untuk melangkah pada tahap kemah seni selanjutnya’’. Kepedulian terhadap kelestarian budaya dan kesenian merukan tanggung jawab kita semua ya kalau bukan kita,siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun