Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Problema Sampah yang Memusingkan di Kota Padang

13 September 2019   21:14 Diperbarui: 13 September 2019   21:26 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WALIKOTA Padang, H. Mahyeldi, saat aksi bersih-bersih di Pantai Padang, beberapa waktu lalu. (FOTO: DOK. PEMKO PADANG)

KOTA Padang pasti jadi kebanggaan warganya. Sebab, kota ini terus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Banyak muncul penampilan baru di kota tercinta ini. 

Namun, di balik 'bersitungkinnya' pemerintah kota bersama warganya menampilkan beragam pembaharuan, problema sampah masih saja memprihatinkan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon, sebagaimana dikutip dari media cetak lokal 'KORAN PADANG' baru-baru ini, berterus terang bahwa beragam problema persampahan di kota itu tak kunjung habis. Tonase sampah terus bertambah sementara kontainer tak cukup, lembaga pengelola tak maksimal, truk kurang, dan beragam problema memusingkan jadi tantangan bersama.

Sudah tidak zamannya lagi problema persampahan ini diserahkan begitu saja kepada pemerintah. Sistem baru yang mengikat perlu dimunculkan. 

Misalnya, perhotelan, rumah makan, restoran, mall, dan fasilitas umum favorit sudah saatnya mengelola sampah secara mandiri. Bisa saja grup perhotelan langsung membuang sampah ke lokasi pembuangan akhir. PHRI pantas mengkoordinir program ini. Bisa, asalkan ada kemauan.

Pemko Padang tentu perlu pula mencari terobosan maksimal. Memalukan jika sampah menimbulkan terus saja menjadi problema yang memusingkan. 

Perlu dipertanyakan, apakah tempat pembuangan sementara di kelurahan sudahkah berfungsi maksimal? Kalau belum, apa kendalanya? Bagaimana peran lurah? Semua itu pantas di evaluasi. Kalau ada problema, mesti ada solusinya.

Kenapa Surabaya begitu terpuji keindahan kotanya? Mungkin saja karena 'kenyinyiran' Walikota Risma. Surabaya sebagai kota bersih sudah mendunia. Sungguh nyaman masuk kampung keluar kampung di Surabaya ini. 

Perkampungan yang dulunya menakutkan, kini berbunga-bunga. Bahkan digosipkan pula Risma agar datang ke Jakarta membersihkan ibukota negara itu.

Gerakan berkelanjutan tentang kota bersih perlu dimaksimalkan di Kota Padang tercinta ini. Setiap lurah perlu ada taman bunga yang rutin dirawat dan dipelihara. Hal ini bisa melibatkan PKK RT atau RW.

Jabatan lurah 'wajib' dikaitkan dengan program lingkungan. Lurah yang 'memble' menyikapi kebersihan di daerah kerjanya sendiri, maka pantas pantas dievaluasi.

Selagi lembaga pemerintahan bidang persampahan ini terus 'menangis' tentang problema sampah yang memprihatinkan, mungkin di akhirat nanti kita bisa terhambat masuk surga karena kita belum bersih lahir-bathin. 

Mulai dari kini, problema persampahan baiknya diakhiri. Jadilah kita insan bersih yang diridhai Allah. Aamiin. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun