LUAR biasa pemikiran Muhammad Rahmad, putra 'mudiak' yang hebat. Seluas 62 ribu hektare tanah menganggur di Limapuluh Kota ditanaminya jagung yang diperkirakan dapat menghasilkan uang hingga Rp3,7 triliun.
Selama ini tak terpikirkan oleh siapapun hal demikian. Rahmad muncul dengan program jagungnya, jelas banyak kita tersentak. Kiranya, negeri ini pantas diibaratkan sebingkah tanah sorga terlempar ke kawasan Limapuluh Kota, sekarang.
Informasi menjanjikan dari Mohammad Rahmad itu sudah tersebar luas melalui media massa terbitan Sumatra Barat, Selasa lalu (13/8/2019).
Rahmad luar biasa. Gagasannya disampaikan di hadapan Wagub. Nasrul Abit, dalam kegiatan perdana penanaman jagung di baruah Talago, tanahnya yang subur tersebut.
Rahmad tampil menumbuhkan optimisme hidup positif, sejahtera dalam arti yang sebenarnya. Dia baru berkisah tentang Limapuluh Kota yang punya tanah nganggur 62 ribu hektar lebih.
Anak muda Rahmad, bukan generasi biasa. Dia salah seorang generasi milenial yang sering memberi pemikiran pada Presiden RI, semasa dijabat SBY. Luar biasa 'anak mudiak' ini.
Kini Rahmad pulang kampung. Bertanam jagung percontohan membangkitkan semangat warga untuk lebih sejahtera.
Insyaallah program Rahmad sukses. Apalagi berladang jagung taklah lama. Empat bulan sudah panen. Awal Desember nanti sudah bisa dilihat hasilnya.

Membangkitkan semangat rakyat bertanam jagung bukanlah kerja sederhana. Dan Rahmad tentu sudah maklum ' kakobeh' urang awak.
Mampukah seluruh kelompok tani di Limapuluh Kota jadi 'agent reformasi' perjagungan? Ini jelas tantangan yang perlu dihadang.
Berandai-andai saja kita: "belum bisa''. Tak apa-apa. Namun, ada yang patuh. Mereka bersedia berbhakti ala Rahmad. Syukur. Dialah yang mengerti dan paham tentang jagung penumbuh sejahtera anak negeri ini.
Rahmad pun dan kelompoknya harus siap dengan beragam hambatan dan cemeeh. Jangan patah semangat. Tampilkan program jagung itu berkelanjutan sampai mereka terkesima dalam arti yang positif.
Lima puluh Kota, ibarat tanah sorga terlempar ke dunia, beragam yang dikandungnya. Emas, berlian, batubara mengendap di hutan belantara. Hanya jadi cerita. Tak diolah juga. Entah mengapa.
Banyak lagi sebenarnya program Rahmad dan kawan_kawan. Kinilah saatnya dibangkitkan program positif mensejahterakan 'urang kampuang awak'. Semoga Rahmad mampu 'mambangkik batang tarandam', yang seakan sudah keropos dimakan usia.
Hanya kodrat Allah lah penentu masa depan. Kita hanya berusaha. Insyaallah, bersama kita bisa. *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI