SALAH seorang intelektual Sumbar, Dr. H. Nurasa Darun, MA, menulis tentang Tuan Kadhi yang jabatannya setingkat Menteri Agama dan Pendidikan semasa Minangkabau diperintah Raja Pagaruyung Aditiawarman sekitar pada abad ke-17 Masehi.
Sampai sekarang, hasil karya Tuan Kadhi dengan nama kecilnya Mas'ud masih dapat dilihat yaitu rumah ibadah di Jorong Kotogadang, Nagari Padangganting, Kabupaten Tanahdatar. Bentuknya sekarang sudah lebih bagus dari sebelumnya di mana keseluruhan bangunannya terdiri dari beragam jenis kayu.
Di samping surau, Tuan Kadhi juga melengkapinya dengan tempat berwudhu dan tempat mandi. Anehnya, air untuk mandi sekaligus dipakai untuk berwudhuk itu sejak dulunya terlihat keruh memutih.Â
Namun, air itu bisa dimanfaatkan untuk mencuci kain dan hasilnya sangat bersih. Karena airnya terus saja keruh dan memutih, populerlah sejak dulunya dengan sebutan 'kolam karuah'. Sementara rumah ibadahnya bernama 'Surau Kolam Karuah'.
Peninggalan Tuan Kadhi yang terbilang unik itu sudah begitu populer di daerah setempat, bahkan sampai ke luar daerah. Sehiungga, 'Kolam karuah' yang unik ini sering dikunjungi pendatang dan mereka juga sholat berjemaah di Surau Kolam Karuah.
"Tentu saja buku dengan jumlah halaman ratusan lembar itu pantas mengilhami kita atas usaha dan kerja keras Tuan Kadhi semasa pengabdiannya dulu pada abad ke-17 tersebut," ucap Zainal MS.
Meski buku Tuan Kadhi itu belum banyak beredar di Sumbar, namun sudah sepantasnya Pemprov Sumbar, perguruan tinggi negeri dan swasta serta pemerintah kota dan kabupaten berkenan memperkaya koleksi perpustakaannya dengan buku Tuan Kadhi itu. Setidaknya, hal itu merupakan upaya pemeliharaan terhadap sejarah dan peninggalan fisik yang dirintis oleh tokoh-tokoh terdahulu.
Buku yang ditulis DR. H. Nurasa Darun itu terbilang lengkap isinya berkisar latarbelakang hidup dan perjuangan Tuan Kadhi dalam menyejahterakan rakyat pada era pemerintahannya. Bagaimanapun juga, Tuan Kadhi sudah berbuat pada masanya dengan bukti peninggalannya yang terpelihara sampai kini. Bahkan makamnya yang berlokasi di Padangganting Tanahdatar masih terpelihara baik berkat turun tangannya pemerintah daerah dalam merenovasinya. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H