Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pasutri Ini Sukses Berbinisnis Cemilan, Tapi Masih Pikir-pikir Kredit Bank

7 September 2018   20:52 Diperbarui: 7 September 2018   22:18 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kayu bakar kering selalu dibutuhkan setiap hari untuk memasak kue bolu yang banyak peminatnya.

RIKO Efendi dan Sistria, pasangan suami istri pengusaha ini begitu serasi. Keduanya sudah menjalin persahabatan sejak masih sama-sama sekolah di salah satu SMK di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat. Seiring meninggalkan masa remaja dan menginjak usia dewasa, mereka mulai memikirkan masa depan yang lebih baik. 

Tahun 2004, keduanya sepakat membingkai mahligai hidup baru sebagai pasangan suami istri. Pihak orangtua masing-masing merestui. Alhamdulillah, Riko Efendi bersama perempuan tersayang, Sistria, naik pelaminan membangun rumah tangga yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari.

Kini, Riko bersama istri, luar biasa sibuknya berbisnis kuliner camilan kue bolu khas berbentuk ikan yang pemasarannya laris hingga ke Riau.

Dalam sehari, usaha camilan yang diberi nama 'Dua Saudara' itu mampu memproduksi sekitar 25 ribu kue bolu. Rasanya enak, gurih, dan nikmat. Tak heran banyak peminatnya. Akan lebih lezat lagi dinikmati sambil minum teh, kopi, atau minuman lainnya, baik pagi, tengah hari, sore, ataupun malam.

"Resep rahasia dapur," begitu Riko berkomentar sambil mengaduk tepung, telur, dan bumbu lainnya, bersama istri, Sistria, di dapur usahanya yang berada di belakang rumahnya di Jorong Tanjung Jati, Labuah Padang, Nagari Vll Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluh Kota.

Tungku masak cemilan kue bolu sebanyak tiga buah mampu memproduksi 25 ribu kue bolu dalam sehari.
Tungku masak cemilan kue bolu sebanyak tiga buah mampu memproduksi 25 ribu kue bolu dalam sehari.
Seorang karyawati sedang membangkit kue bolu dari tungku pembakaran.
Seorang karyawati sedang membangkit kue bolu dari tungku pembakaran.
Kue bolu selesai dibungkus siap untuk dipasarkan ke konsumen.
Kue bolu selesai dibungkus siap untuk dipasarkan ke konsumen.
Kue bolu segar yang gurih karena baru saja dibangkit dari tungku.
Kue bolu segar yang gurih karena baru saja dibangkit dari tungku.
Kayu bakar kering selalu dibutuhkan setiap hari untuk memasak kue bolu yang banyak peminatnya.
Kayu bakar kering selalu dibutuhkan setiap hari untuk memasak kue bolu yang banyak peminatnya.
Luar biasa sibuknya usaha kue cemilan Dua Saudara itu. Dalam seminggu, hanya hari Sabtu karyawannya yang berjumlah tujuh orang libur.

Rezeki sekarang dan mendatang inshaallah selalu berlimpah pada dua pengusaha muda yang taat beribadah itu. Rajin berinfak pada anak yatim dan selalu membayar zakat. Bahkan, Riko dan Sistria sudah memprogramkan naik haji tahun depan.

Berapa untung dari usaha camilannya itu? "Rahasia, Om," jawabnya singkat kepada KORAN PADANG.

Bahkan, dia mengaku dapat tawaran kredit sebesar Rp500 juta lebih dari perbankan. Namun dia masih pikir-pikir menerimanya. Sebab, tanpa kredit, usaha camilannya selama ini berkembang baik. Riko bersama istri juga berencana untuk terus mengembangkan bisnisnya, termasuk membuka outletnya di Pasar Limbanang, Dangung-dangung, atau Payakumbuh, dan daerah lain.

Sayangnya, jalan menuju tempat usaha Riko masih ibarat negeri belum merdeka. Jangankan aspal beton, jalannya masih tanah kerikil ibarat zaman penjajahan 'saisuak'. Artinya, meski tinggal di pelosok, namun pasutri ini tetap teguh merintis bisnis.

Begitulah secuil kisah sukses dua pengusaha muda, suami istri Riko dan Sistria yang usia mereka belum sampai 40 tahun. Mereka juga telah dikaruniai tiga orang anak. Pertama Finki sedang kuliah di UNP, Bima berskeolah di salah satu SMK di Kabupaten Limapuluh Kota, dan si bungsu Nafila tengan menempuh pendidikan di Pesantren Fajar Hidayah, Jorong Padangjapang, Kecamatan Guguk. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun