PEKERJA sosial 'zaman now' harus mampu jadi pejuang dan pekerja keras yang menghasilkan uang untuk mengatasi problema kemiskinan yang masih banyak mendera rakyat di negeri ini. Penegasan tersebut dikemukakan Guru Besar Universitas Andalas (Unand), Prof. DR. Helmi Sarifudin, dalam acara Penguatan Kelembagaan Sosial Sumatra Barat, di Hotel Rocky Padang, 8-10 Agustus 2018.
Menurutnya, paradigma lembaga kesejahteraan sosial (LKS) sudah pantas diubah dari peminta dana ke pekerjaan yang menghasilkan pendapatan. Untuk itu, problema di tingkat bawah juga harus diubah, yang selama ini cenderung hanya menerima hasil bersih dari pemberian pihak lain.
"Meski tidak mudah merubah paradigma 'menerima bersih' itu, namun LKS harus punya program agar lembaganya mampu menghasilkan pendapatan untuk membiayai program mengatasi kemiskinan. LKS harus bertekad jadi mesin perubahan. Untuk itu, inovasi cara baru dalam mengatasi masalah kemiskinan perlu ditumbuhkan. LKS bekerja juga dapat duit. Tentu sumber daya di lingkungan LKS itu harus dipikirkan. Bahkan diperlukan kerja ada program unggulan," papar Helmi.
"LKS sebaiknya juga membentuk wadah koperasi sebagai modal awal menumbuhkan wirausaha. Bisa berbentuk koperasi atau usaha jenis lain yang memungkinkan menghasilkan program produktif. Yang lebih penting lagi, LKS harus mampu jadi wirausahawan sosial. Bahkan, komunikasi sosial pantas ditumbuhkan untuk menimbulkan kepercayaan 'lembaga donor', seperti lembaga perzakatan, perkoperasian, dan lainnya. Tak kalah pentingnya adalah 'membangun aksi bersama'," terang Helmi.
Dari banyak nagari di Sumatra Barat, sejauh ini belum begitu terekpose keberhasilan Bumnag dalam mengatasi problema kemiskinan tersebut. Hal itu juga dipicu oleh berbagai problema yang masih dalam tahapan penyempurnaan persyaratan yang perlu disiapkan.
Dalam pertemuan itu menguat harapan agar LKS di Sumatra Barat mampu menjadikan dirinya sebagai mesin perubahan sosial dalam mengatasi beragam problema kemiskinan yang masih ada di daerah ini. *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI