DULU, begitu sulit dan payahnya membangun rumah sederhana untuk warga dhuafa di Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Hanya sekitar 10 rumah saja begitu lama selesainya. Bahkan, ada yang tidak sempurna siapnya, namun dengan rasa terpaksa ditempati saja oleh permiliknya.
Begitulah secuil pengalaman berbekas dirasakan pengurus Badan Amil Zakat Nasional (Basnas) Sumatra Barat bekerjasama dengan Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Sumatra Barat beberapa tahun yang lalu.
Itu dulu. Sekarang keadaan sudah berubah. Tidak ada lagi semen yang mengeras jadi batu. Tidak ada lagi kayu-kayu yang mubazir. Bahkan kini di Pesisir Selatan, setiap ada bantuan yang sifatnya sosial sungguh luar biasa partisipasi masyarakat.
Kenapa?
Tokoh pekerja sosial sekarang di Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni, adalah wanita tangguh, berani, pekerja keras. Maklum, bekas pramugari pesawat terbang. Sejak sekitar setahun lalu, bersama suaminya, Hendrajoni, didaulat membangun kampung halaman: Pesisir Selatan tercinta.
Banyak muncul pengakuan di Sumatra Barat, bahwa Lisda adalah wanita berani, tangguh, suka tantangan, dan tidak tinggal diam. Buktinya, Lisda, sebagai istri bupati pendamping Hendrajoni, dalam membangun Pesisir Selatan berhasil menghadirkan kejutan melalui program spektakulernya yang terkenal dengan 'DUNSANAK MEMBANTU DUNSANAK (DMD)'.
Ditargetkan, DMD merehab 1.000 rumah dhuafa dalam waktu yang terjadwal. Tidak ada dana, diusahakan bantuan tanpa memaksa. Bahkan, warga Pesisir Selatan yang mampu 'dikejar' Lisda, termasuk di luar negeri sekalipun.
Luar biasa 'makan tangan' mantan pramugari cantik yang mampu mendampingi Bupati Hendrajoni membangkitkan gairah membangun Pesisir Selatan itu. Sekitar setahun mengabdi di Pesisir Selatan, sudah ratusan rumah warga dhuafa berhasil direhab dan dinikmati penghuninya.
Kepedulian Lisda dengan warga dhuafa di Pesisir Selatan jadi 'cambuk' penggerak bagi aparat pemerintahan di daerah itu sampai ke pelosok jauh di pedalaman.
Ada rasa malu bagi pejabat di sana sekarang kalau didapati di daerahnya masih ada yang belum masuk perencanaan merehab rumah dhuafa tersebut. Diperkirakan, belum habis 5 tahun priode kepemimpinan Bupati Indrajoni, Insyaallah seluruh warga dhuafa di daerah itu sudah bermukim di rumah layak huni yang bangunannya sehat dan sederhana.
Program DSD begitu populer sekarang di Sumatra Barat, khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan.
Lisda Hendrajoni, selain Ketua TP PKK, dia juga Ketua LKKS, dan banyak lagi jabatan di lembaga sosial yang dipercayakan kepadanya.
Ternyata, tanpa duit banyak, kalau berniat ikhlas mensejahterakan warga, jelas 'tidak satu jalan ke Roma' yang dilalui Lisda. Selamatlah!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI