Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pengguna Tanah Kereta Api di Bukittinggi Jangan Kasak-kusuk Cari Dukungan Pihak Lain

30 Mei 2017   13:49 Diperbarui: 30 Mei 2017   21:21 4804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan liar yang banyak terdapat di areal stasiun Bukittinggi. (DOK. ADI BERMASA)

Pengaktifan kembali jalur keretapi Padangpanjang - Bukittinggi terus ke Payakumbuh bukanlah suatu hal yang mustahil. Niscaya, bisa terealisasi segera jika dapat support maksimal dari Presiden Joko Widodo. Sebab, mengaktifkan dan membuka kembali jalur keretapi di Sumbar tidak sesulit membuka jalan lintas Papua yang merintis dari tidak ada menjadi ada jalan.

Untuk itu, sangat diharapkan Presiden Joko Widodo melakukan ‘blusukan’ ke lokasi pembukaan jalan keretapi Padangpanjang - Payakumbuh itu agar terjauh dari beragam hambatan. Sebaliknya, jika program pembukaan jalur yang sudah lama tidak dimanfaatkan itu diserahkan begitu saja pada PT Keretapi Indonesia (KAI), bisa saja menghadapi benturan di sana-sini.

Meski pihak PT KAI sudah melakukan sosialisasi kepada ratusan penghuni (penyew) areal milik PT KAI itu, nyatanya situasinya ibarat api dalam sekam. Tidak kelihatan tapi panasnya membahayakan.

Bangunan tua stasiun Bukittinggi. (DOK. ADI BERMASA)
Bangunan tua stasiun Bukittinggi. (DOK. ADI BERMASA)
Secara resmi, warga yang menempati tanah PT KAI tersebut sudah mendatangi DPRD Bukittinggi untuk menceritakan keadaannya. Namun, masyarakat yang sudah bertahun-tahun menempati tanah dengan sistem sewa itu masih ada yang sepertinya enggan meninggalkan lokasinya. Bahkan, info yang beredar di tengah-tengah masyarakat luas, ada oknum masyarakat yang berupaya melibatkan tokoh dan cendekiawan berpengaruh untuk mendekati aparat pemerintahan guna menyurutkan rencana pembukaan jalur keretapi di Bukittinggi.

Salah seorang cendekiawan berpengaruh di Bukittinggi yang belum bersedia menyebutkan namanya berkomentar bahwa problema pembukaan jalur keretapi di Bukittinggi hanya kesepakatan pemakai tanah dengan pihak PT KAI. Tidak perlu pihak lain ikut dilibatkan. Aturannya sudah ada.

“Untuk itu, pemakai tanah PT KAI tidak usah-lah kasak-kusuk meminta dukungan pada pihak lain,” sebutnya.

Di areal stasiun Bukittinggi terpampang jelas spanduk bertuliskan ‘KERETAPI YES, HOTEL NO'. Artinya, PT KAI dipersilahkan membuka jalur keretapi namun pembangunan hotel tidak disetujui. Tapi yang perlu diingat, kalau persyaratan pembangunan hotel dipenuhi, tentu tidak akan ada yang melarang karena sesuai aturan. Hanya saja, kalau 'Masjid Barkah' di dalam areal stasiun ikut tergusur karena pembangunan hotel, tentu perlu dicarikan jalan terbaiknya.

Bangunan liar yang banyak terdapat di areal stasiun Bukittinggi. (DOK. ADI BERMASA)
Bangunan liar yang banyak terdapat di areal stasiun Bukittinggi. (DOK. ADI BERMASA)
Kepastian kapan dimulainya pembukaan kembali jalur keretapi di Bukittinggi inilah yang sampai sekarang belum ada. Bagaimanapun, dana yang luar biasa besar jelas akan terserap untuk menghidupkan kembali keretapi di Bukittinggi jadi kenyataan.

Miliaran rupiah dipastikan terserap untuk membuka usaha baik ini. Bangunan stasiun dengan beragam fasilitasnya jelas semuanya dibangun baru. Begitu juga jalur rel sudah diaspal, jelas dikembalikan pada fungsinya. Serta beragam bangunan pendukung lainnya. Saat ini, areal stasiun Bukittinggi dipenuhi bangunan yang tidak beraturan.

Kalau jalur keretapi Padangpanjang - Bukittinggi - Payakumbuh berhasil dibuka lagi, niscaya kerja keras pemerintahan Presiden Joko Widodo akan dikenang sepanjang masa. Sebab, berfungsinya kembali keretapi sebagai bukti keseriusan pemerintah mengatasi kemacetan jalan raya dari Padang ke berbagai kota di bagian utara Sumatra Barat tersebut. Namun, program itu memang bukan pekerjaan mudah. Semuanya sangat tergantung pada keseriusan Presiden Joko Widodo. Lanjut, kata Presiden, jadi kenyataanlah program tersebut.

Bagaimanapun juga, rakyat Bukittinggi dan sekitarnya tentu akan sangat bangga kalau kereta api muncul lagi. Sebab, akan semakin semaraklah kota wisata tersebut. Akan makin banyak wisatawan yang datang karena transportasi semakin mudah. Dan akan makin banyak pengunjung berdatangan karena tidak lagi dihadapkan pada persoalan macet dan parkir.

Bagaimana dengan Padangpanjang dan Payakumbuh, tunggu saja perkembangan dan ulasan berikutnya. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun