Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak 13 Tahun Tergoleh Lemah Diserang Hidrocepalus

13 Februari 2017   15:03 Diperbarui: 13 Februari 2017   15:09 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

SUNGGUH memprihatinkan nasib gadis cilik Ica Anggraini yang berusia 13 tahun. Dia hanya bisa tergolek lemah tak berdaya. Kata-kata yang diucapkannya tidak begitu jelas.

Ica, begitu namanya dipanggil. Kesehariannya didampingi ayah tercinta, Samsurizal. Sebab, sejak Ica lahir, bundanya yang bernama Opet, meninggal dunia.

Ica sejak lahir mendapat cobaan berupa penyakit hidrocepalus. Kelenjer tubuhnya tidak berfungsi, sehingga kepalanya membesar. Bahkamn untuk sekadar duduk, Ica tidak sanggup. Diduga, tulang punggungnya sudah tidak berfungsi maksimal. Sehingga tidak mampu mendorong tubuh Ica untuk duduk, apalagi berdiri.

Keseharian dilalui Ica hanya berbaring. Makan, minum, buang air kecil dan besar, semuanya sambil berbaring.

Masih untung, Ica yang semata wayang dan tidak pernah merasakan kasih sayang bundanya, sang ayah, Samsurizal, senantiasa mengurus Ica dengan penuh rasa kasih dan cinta.

Menurut sang ayah, Ica sudah dua kali menjalani operasi di Rumah Sakit Baiturrahmah Padang. Sudah dibuat oleh tim dokter pembuluh karet khusus untuk menyalurkan klenjer dari kepala ke usus untuk pembuangan. Operasi pembikinan saluran kelenjer itu pertama kali dilakukan saat Ica berusia enam bulan.

Operasi kedua dilakukan saat Ica berusia 6 tahun. Menurut Samsurizal, pembuluh kelenjer itu berfungsi apa adanya. Berkemungkian, Ica akan menjalani operasi sekitar setahun lagi, setelah usianya menginjak 14 tahun.

“Operasi ketiga itu khusus untuk tulang punggung belakang agar Ica bisa duduk,” kata Samsurizal menirukan keterangan dokter Rumah Sakit Baiturrahmah Padang. Hubungan kekeluargaannya dengan pihak rumah sakit Baiturrahmah tampaknya sudah begitu baik.

Dua kali operasi sewaktu Ica berusia enam bulan dan enam tahun, menghabiskan biaya  sebesar Rp85 juta. Luar biasa besar dana dibutuhkan. Untuk operasi ketiga, dipastikan biayanya juga luar biasa besar.

Untuk operasi sebelum-sebelumnya, seluruh biaya merupakan sumbangan dari banyak dermawan Islam di Sumatra Barat, melalui belas kasihan saat menyaksikan Ica tergolek tidak berdaya di salah satu sudut Masjid Agung Nurul Iman, Padang, Sumatera Barat.

Tiap hari Jumat, Ica dibawa ayahnya, Samsurizal, ke masjid itu pakai becak khusus dari kampungnya, Sarik Malai, Batang Gasan, Sungaigeringging, Kabupaten Padangpariaman, berjarak dari Padang sekitar 120 kilometer. Pada hari pasar di Pariaman, Ica juga dibawa ayahnya untuk menerima donasi dari masyarakat guna pembiayaan operasi tahap lll nantinya.

Ketika ditanya tentang BPJS, ayah Ica bernama Samsurizal sepertinya kurang paham. Untuk saat ini, biaya berupa 'donasi' dari ummat Muslim saat Salat Jumat lah yang menjadi andalannya.

Keadaan fisik Ica sungguh memprihatinkan, butuh perhatian banyak pihak. Akibat penyakit yang menyerangnya, Ica hanya mampu terbaring. Meski sudah dua kali melalui meja operasi, namun entah kapan Icas bisa sembuh. Fisiknya juga kecil. Beratnya diperkirakan maksimal sekitar 8-9 kilogram saja. Memprihatinkan, memang. Semoga turun 'mukjizat' Allah yang Maha Kuasa untuk kesembuhan Ica dari penyakitnya. Aamiin. *

Gadis penderita hidrocepalus, Ica Anggraini, didampingi ayahnya, Samsurizal, menunggu donasi dari jemaah Masjid Agung Nurul Iman, Padang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun