KabupatenSolok Sumatra Barat punya Gunung Talang yang di selingkarannya menghampar persawahan luas menghasilkan beras kualitas nomor satu di kawasan Sumatra Tengah yang meliputi empat provinsi: Sumbar, Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau.
Selain punya persawahan luas, Kabupaten Solok juga punya padang penggembalaan ternak selingkaran Gunung Talang. Itu pulalah sebabnya, sejak dulunya daerah ini juga penghasil ternak sapi dan kerbau pedaging. Bahkan, di Sumatra Barat juga terkenal warga daerah ini sebagai pedagang daging yang handal, sekaligus 'penjagal' ternak yang berani.
Boleh dikatakan, penjagal atau penyembelih ternak di banyak rumah potong di berbagai kota di Sumbar kebanyakan adalah putra daerah Kabupaten Solok. Tersebutlah Kotoanau sebagai nagari yang paling banyak tukang jagalnya.
Di balik kebanggaan penduduk Kabupaten Solok dengan beras dan ternaknya, sangat disayangkan daerah ini, khusus peternaknya, sedang resah dan ketakutan dengan aksi maling ternak yang menjadi-jadi. Bahkan, maling yang sangat berani itu tidak segan-segan menyembelih ternak kerbau dan sapi yang jadi sasaran langsung di sekitar kandangnya saat pemilik ternak sedang tidur pulas malam hari. Pencuri brutal tersebut menguliti ternak itu dengan tidak beradab. Luar biasa keparat aksi maling ternak langsung mengulitinya tengah malam. Dipastikan pelakunya benar-benar profesional.Di tengah malam buta ternak disembelih dan dagingnya dijual entah kemana.Â
Memprihatinkan memang. Warga membeli daging curian. Meski tidak diketahuinya asal-usul daging itu, dipastikan ada penjual daging berperan sebagai penadah daging curian tersebut.
Diperkirakan, untuk 'menghabisi' ternak curian itu ada pencurinya beranggotakan maksimal empat orang saja.
Peternak yang jadi sasaran 'pedaging' maling itu jelas sangat berharap pada aparat hukum mengugkap pelakunya. Berkemungkinan orangnya adalah warga 'sekitar' kawasan yang jadi sasaran garapannya. Tidak mungkin 'penjagal' ternak itu dari luar daerah. Bahkan sebelum beraksi, pelaku tentu memetakan sasarannya.
Sesuai dengan kemajuan negeri ini, apapun usaha dan kerja sehari-hari warga negaranya sudah ditata dengan baik. Termasuk mereka yang berbisnis daging, juga demikian. Hanya saja, mereka yang berprofesi 'maling ternak' dan menjual dagingnya dipastikan tidak terlepas dari mereka yang sudah profesional juga. Di sinilah rakyat atau peternak sangat mengharapkan pada aparat kepolisian untuk mengungkap kasusnya sampai tuntas.
Kita bangga dengan aparat kepolisian, yang sukses mengungkap beragam kasus besar di berbagai negeri di negara ini. Khusus aksi maling ternak sekaligus mengulitinya, tentu kita juga berharap hendaknya jajaran kepolisian mampu 'mengangkat' pelakunya ke permukaan.
Keprihatinan banyak pihak tentang aksi 'maling ternak sekaligus menjagalnya' jangan terus-terusan meresahkan peternak di Kabupaten Solok dan sekitarnya.
Kepada peternak, kita juga berharap memelihara ternaknya dengan baik. Sebab, rumah peternak rata-rata satu dengan lain adakalanya berjauhan. Sudah pantas kewaspadaan terus ditingkatkan. Namun, keamanan lingkungan tidak begitu dimaksimalkan. Bahkan, anjing menggonggong tengah malam buta sebagai pertanda ada yang tidak beres tidak diarifi oleh masyarakat.
Bagaimanapun, aksi maling ternak akan selalu menyakiti banyak pihak. Di sinilah pentingnya masyarakat dengan bimbingan pemukanya selalu waspada dan 'memburu' orang yang dicurigai masuk tengah malam ke perkampungan di selingkaran Gunung Talang tersebut.
Terlalu naif rasanya, kalau pelaku yang membuat resah peternak ini tidak berhasil diungkap.
Tidak terhitung kerugian peternak akibat aksi 'maling jagal' itu. Namun 'penjagal' berani yang beraksi tengah malam tersebut tidak kunjung terungkap juga sampai saat ini.
Pemerintah berharap rakyatnya sejahtera. Kerjakan apa yang bisa. Dan rakyat sudah berbuat dan berusaha. Mereka bekerja dengan beragam usaha. Kabupaten Solok yang pernah dipimpin Bupati Gamawan Fauzi ini terkenal dengan banyak peternaknya. Namun, sudah lama mereka tidak merasakan kenyamanan lagi. Si tangan panjang, maling ternak biadab, beraksi dengan luar biasa sadis. Daging curian itu dijual ke pasar. Siapa toke dagingnya? Inilah yang belum terungkap sampai sekarang. Keseriusan aparat kepolisian sangat diharapkan maayarakat setempat. Kita tunggu saja dengan sabar, semoga polisi berhasil menggulung penjagal ternak biadab ini. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H