SEBENARNYA, tuntutan yang disampaikan mahasiswa Universitas Andalas pada pemerintah dalam aksi demonstrasi saat kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke Sumatra Barat sangat logis. Semua yang disampaikan itu realistis saja. Mungkin yang kurang tepat satu saja, yaitu 'Menolak pemberian gelar Doktor Kehormatan pada Wapres Jusuf Kalla.
Selengkapnya tuntutan mahasiswa yang berdemo saat kunjungan JK ke Unand, Senin, 5 September 2016 sebagai berikut:
- HAPUSKAN SISTEM UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)
- MENOLAK PERGURUAN TINGGI BERBADAN HUKUM.
- MENGHAPUSKAN JALUR MANDIRI
- PENAMBAHAN KUOTA BEASISWA PENDIDIKAN MAHASISWA MISKIN (BIDIK MISI)
- MENOLAK HIBAH KOMPETITIF
- MENOLAK PEMBERIAN GELAR DOKTOR KEHORMATAN PADA JUSUF KALLA
Sudah sangat sering mahasiswa PTN menyampaikan unek-uneknya berkaitan dengan beragam problema yang terjadi di kampus. Namun, kalangan petinggi kampus seperti tidak bergeming dengan teriakan mahasiswa tersebut. Padahal, beragam problema itu sejatinya sudah diketahui oleh para petinggi kampus.
Kalau mahasiswa percaya dan tetap mempertahankan prinsip yang diperjuangkannya itu, kita berharap mahasiswa terus mencari langkah terbaik agar lembaga pemerintahan berkenan menerima tuntutan itu meski harus bersabar menunggu waktu yang tepat.
Percayalah, pemerintah sebenarnya sangat respek dengan perjuangan mahasiswa. Bahkan Jusuf Kalla dulunya adalah tokoh mahasiswa di Makasar. Bahkan, Beliau termasuk 'mahasiswa pejuang' yang menentang beragam ketidakadilan pada masanya. Namanya semakin melejit melalui jalur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sampai kini, kealumnian JK sebagai kader HMI lewat jalur KAHMI cukup membanggakan.
Tanya saja ke teman- teman HMI/KAHMI Jakarta tentang JK. Luar biasa yang telah diperbuatnya untuk negeri ini.
Khusus tuntutan mahasiswa, ada baiknya dijadikan tuntutan ‘resmi’ mahasiswa Indonesia. Tentu, penyalurannya disampaikan melalui pertemuan akbar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia.
Insyaallah, apa yang diperjuangkan mahasiswa akan berhasil. Yang penting, dialog dengan lembaga pemerintahan, termasuk dengan Presiden, sangat dibutuhkan.
Dengan rakyat kecil saja, Presiden Joko Widodo sangat akrab, apalagi dengan mahasiswa, para calon pemimpin masa depan negeri ini. *
Padang, 6 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H