Temuan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf benar-benar mengejutkan Sumatra Barat.
Disebutkan Muhammad Yunsuf dalam ceramahnya di hadapan peserta Pelatihan Bersama Aparat Penegak Hukum 2016 yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Pangeran's Beach Senin (29/ 8), bahwa para pejabat di Sumatra Barat benar- benar menjadi sorotan lembaga penegak hukum di pusat. yang mencengangkan, terendus 109 transaksi mencurigakan yang melibatkan kepala daerah, pejabat, politisi hingga aparat hukum dalam tujuh bulan terakhir.
Apa yang disampaikan Kepala PPATK tersebut sungguh mengguncangkan Sumatra Barat. Ibarat petir menggelegar siang hari. Bahkan siang sampai malam kemarin, ungkapan Kepala PPATK itu jadi topik pembicaraan di banyak tempat : warung kopi, rumah ibadah, perkantoran, komunitas politik dan lainnya.
Maklum saja, ungkapan Kepala PPATK itu kebanyakan muncul jadi headline beberapa surat kabar harian terbit di Sumatra Barat. Bahkan Padang Ekspres yang tampil dengan berita utamanya,sekaligus dibarengi dengan /karikatur 'Pak Gendut' hampir seperempat halaman depan, dengan tampang sangat menarik. 'Pak Gendut pakai peci, tidak pakai mata, hidung dan mulut. Dan pada wajahnya ada tanda tanya (?) sangat menyolok.
Pak Gendut juga pakai dasi, jas hitam, baju putih. Dan dari saku bajunya bermunculan gambar uang rupiah merah yang kelihatan akan berserakan, karena dalam bajunya tidak bisa lagi menampung uang sangat banyak.
Disebutkan, transaksi mencurigakan itu tidak lazim. Sebab ada individu yang melakukan transaksi tunai Rp 500 juta sehari. Bukan tidak mungkin semua itu berasal dari gratifikasi, suap, bahkan pemerasan.
Meski begitu, PPATK menegaskan bhwa semua itu belum dapat dikatakan sebagai tindak pidana. Sekarang masih dianalisa.
Diharapkan seluruh pejabat di Sumatra Barat harus lebih berhati- hati. Kalau tidak, tentu akan berurusan dengan aparat hukum.
Saat ini sangat sulit mencari figur yang benar- benar bersih.
Dari ungkapan Kepala PPATK itu tergambar bahwa di Sumatra Barat saat ini lembaga pemerintahannya tengah dalam sorotan dan jadi bahan analisa oleh aparat penegak hukum.
Karena 109 transaksi yang mencurigakan itu sudah dalam pantauan PPATK, jelas berkelanjutan dengan penganalisaan yang lebih jelimet. Dan lembaga PPATK sampai saat ini jelas masih jadi kepercayaan Pesiden,tentu aparat PPATK jelas bukan pribadi-pribadi yang bisa 'digoyang' untuk dilemahkan keimanannya.
Kalaulah saatnya PPATK memberi sinyal kepada 'tetangganya', aparat hukum (Polisi, jaksa,KPK) untuk mengusut 109 transaksi mencurigakan itu,entah apa pula yang akan terjadi nanti di 'ranah bundo' ini.
Karena problema 109 transaksi mencurgakan ini sudah dibeberkan Kepala PPATK, kita tunggu sajalah 'petir' apa lagi yang akan menggemparkan negeri yang tersebut beradat dan bertuah ini. Apakah ini suatu pertanda bahwa negeri ini perlahan-lahan tuahnya tercabik-cabik dan terkoyak-koyak.
Bagaimanapun juga, warga Sumatra Barat yang sejak doeloenya sangat pandai 'bersilat lidah', 'alun takilek alah takalam, sangat berharap, terjauhlah pemimpin negeri ini dari beragam perbuatan tercela. Janganlah nodai negeri yang banyak melahirkan putra 'terbaik bangsa', dengan perbuatan yang mencelakakan.
Padang, 30 Agustus 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H