Dalam musyawarah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumbar, 23-24 Juli lalu, semua tentang 'keperkasaan' Pat Natsir muncul kembali dalam ingatan penulis. Teringat puluhan tahun silam, penulis yang waktu itu masih junior sebagai wartawan, mengekpos peresmian rumahsakit 'semi permanen' Yarsi oleh Pak Natsir, di Jalan Sudirman, bersebelahan dengan kampus pasca-sarjana IAIN Imam Bonjol sekarang. Beritanya kemudian terbit di suratkabar Singgalang sebagai headline, juga dikirimkan ke Majalah Panjimas Pimpinan Buya HAMKA.
Khusus DDII yang dirintis pendiriannya oleh Pak Natsir sekeluarnya dari 'penjara Soekarno', secara nasional terus berkembang. Khusus di Sumatra Barat, entah kenapa, penulis agak miris. Tidak begitu kelihatan 'tongkat estafet'-nya saat ini. Namun, harapan tetap besar semoga DDII dengan Musywil ini akan kembali sadar untuk melanjutkan cita-cita besar Pak Natsir, memunculkan dakwah yang sejuk untuk kejayaan ummat.
Kita boleh bernostalgia dengan kehebatan Pak Natsir, tapi nama besarnya mari terus dipelihara dengan memperlhatkan bukti nyata melalui program yang sudah berhasil dinikmati ummat negeri ini. Mampukah kita? Mari kita jawab dengan bukti nyata dengan 'kerja' diridhoi Allah SWT.
Pantas rasanya kita support DDII, dan marilah jasa Pak Natsir kita kenang dan ingat selalu untuk diteruskan perjuangannya! Aamiin.
Padang, 27 Juli 2016,
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H