Kejadian yang satu ini mungkin unik, luar biasa, dan mengemparkan. Pasangan tua penghuni panti kembali jadi 'pengantin baru'. Kemesraannya melebihi pengantin muda. Begitu keduanya resmi menikah, para penghntin lansia itu juga berkurung dalam kamar, tidak tentu siang atau malam. Bahkan keramas siang hari menjadi hal biasa yang mereka lakukan. Sehingga, penganten baru berusia lanjut itu jadi 'bisik-bisik' setiap saat bagi tetangganya sesama penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar.
Dari 70 orang warga lanjut usia penghuni panti itu, beberapa orang di antara mereka berhasil menjalin 'kemesraan' dan berlanjut ke jenjang pernikahan. Khusus bagi mereka yang resmi sebagai suami-istri, kamarnya dikhususkan. Satu kamar, untuk satu pasangan suami-istri. Saat ini, di Panti Werdha itu terdapat tiga pasangan suami-istri yang pernikahannya barus aja dilaksanakan tiga bulan menjelang Ramadan lalu.
Adanya kalangan lanjut usia menjalin hubungan rumah tangga dan berstatus sebagai suami-istri itu, ungkap Pimpinan Panti, Rosman, SH, M.Ag, dianggap sebagai suatu keberhasilan. Sebab, mereka sebelum dibina dalam panti kurang diperhatikan keluarganya. Jangankan untuk mencarikan 'pasangan' mereka, untuk merawatnya saja seperti enggan. Sehingga, lengkaplah keterlantaran kalangan lanjut usia itu dalam banyak problema kehidupan, termasuk dalam penyaluran libidonya.
”Mereka yang sebelumnya terlantar di lingkungan keluarga, setelah masuk panti suasananya berubah. Gizinya diperhatikan, kesehatannya dipelihara, kamar dan fasilitas tidurnya rapi dan bersih. Salat berjamaah, makan bersama, dan juga diberi pembinaan rohani. Bahkan bisa dikatakan lingkungan panti ini ibarat hotel kelas melati,” ulas Rosman.
Begitu teraturnya hidup dalam panti. Dengan ketenangan yang dirasakan itu, para penghuni panti pun mulai bisa merasakan 'gejolak asmara'. Maklum saja, mereka sering bercengkrama sambil duduk berdekatan sehingga memunculkan rasa kasih sayang yang akhirnya berlanjutlah ke jenjang pernikahan.
Rosman menyebutkan pernikahan tiga pasangan lanjut usia itu bahkan dihadiri oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sebagai saksi nikah dan Kepala Dinas Sosial Drs. H. Abdul Gafar, MM.
“Dari tiga pasang pengantin baru itu, satu pasang di antaranya, Juriah (76) dan suaminya Rizmi (78), cukup luar biasa menikmati masa bulan madunya. Tua -tua keladi. Makin tua makin menjadi- jadi. Kini Juriah keletihan dan terpaksa kami pisahkan tidurnya,” kata Rosman yang ditemui Kompasianer, baru-baru ini usai lebaran.
Menurutnya, nenek Juriah kadang diperlakukan secara berlebihan oleh suaminya. Bahkan bisa disebut sudah keterlaluan. Hal itu memunculkan beragam cerita dari 'kemesraan luar biasa' di antara para poenghuni panti tentang pasangan Juriah dan Rizmi itu.
”Saya tidak kuat lagi,” katanya.
Di Sumatra Barat terdapat dua panti lanjut usia milik pemerintahan provinsi, satu lagi berlokasi di Sicincin, Kabupaten Padangpariaman. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H