Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

H. Zulkifli Imam Said, Sosok Ulama Miliarder dari Ranah Minangkabau

18 April 2016   10:19 Diperbarui: 18 April 2016   10:42 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Modal utama saya berdagang hanya kejujuran dan pertolongan Allah. Kalau kita jujur, apa saja usaha, jika ditekuni dengan keseriusan, percayalah, Allah pasti memberi rezeki. Mintalah rezeki sebanyak-banyaknya pada Allah dan amalkan apa yang disuru-Nnya, hentikan apa yang dilarang-Nya. Niscaya kita pasti disayangi-Nya,” kata Buya Zulkifli kepada penulis.

Sudah sangat banyak orang sukses beragama Islam di negeri ini, pasti modalnya kejujuran saja dan selalu mengamalkan ajaran Allah dengan baik, niscaya, di sinilah buktinya Allah sayang pada umatnya yang selalu berbuat baik. Yang penting adalah petunjuk Allah diamalkan dengan baik. Dengan berusaha tekun, niscaya rahmat-Nya diturunkan pada umatnya yang patuh tersebut.

“Tidak sulit mendapatkan rezeki. Yang penting berusahalah dengan tabah,” kata Buya Zul.

Dia menjelaskan, Allah sangat benci pada insan yang pendusta dan suka menipu orang. Kegelisahan melanda suatu kaum atau suatu negeri bisa jadi karena tidak mengamalkan ajaran Allah. Pemimpinnya bisa saja tidak jujur, pendusta, dan suka korupsi, serta tidak sesuai dengan ikrar sumpah jabatannya. Sehingga, muncullah beragam problema yang memunculkan azab Allah pada umat tersebut.
Indonesia sebenarnya negara kaya raya dengan beragam hasil buminya. Namun, karena diolah tidak sesuai ajaran Allah, maka rakyatnya masih sangat banyak yang miskin. Bayangkan, dari hasil bumi yang melimpah-ruah, tapi rakyatnya masih banyak yang sengsara. Memprihatinkan.

“Marilah kita memperlihatkan ajaran Islam itu bagus. Marilah kita berusaha dan memimpin negeri ini berbenar-benar,” imbau Buya Zul.
“Ambillah kehebatan seseorang dan jangan ambil kelemahannya. Jadikanlah pendidikan bersumber dari Alquran dan Hadis Rasulullah. Semua yang dimunculkan dalam berbagai aturan dan Undang-undang di negeri ini sebenarnya tidak ada yang berlawanan dengan agama yang dianut anak bangsa ini. Namun kenyataannya masih banyak di antara kita yang tidak patuh pada ajaran tersebut. Sehingga terus saja terjadi beragam kemunafikan di negeri ini. Kapankah beragam kejahatan tersebut akan enyah? Mari kita usahakan kereta itu berjalan diatas relnya. Mari kita program dengan maksimal menghabisi beragam kenakalan di negeri ini. Meski dalam banyak segi, kita masih lemah, berusahalah memperbaikinya. Allah pun bisa menolong kalau kita meminta pada-Nya,” ulasnya.

Buya Zulkifli Imam Said yang diberi keistimewaan oleh Allah dengan rezekinya berlimpah, namun penampilannya yang tawadhu', usahanya dan gerakan sosialnya terus berkembang. Bahkan Beliau kini terus berusaha mengembangkan program sistem syariahnya dalam bidang bisnis, pendidikan, dan kesehatan dengan menyiapkan lahan baru sekitar 3,5 hektar berlokasi di sekitar Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Untuk itu, tujuh orang anaknya buah perkawinan dengan sang istri tercinta, Rumsiah, siap melanjutkan tongkat estafet yang sudah dirintis Buya Zulkifli.

Tidak salah Buya Zulkifli disebut sebagai miliarder Islami dari ranah Minang masa kini. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun