Mohon tunggu...
Adib Muhammad Daffa
Adib Muhammad Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Psychology Student

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemerintah Menaikkan Biaya Wisata Candi Borobudur, Tepatkah Kebijakan Tersebut?

8 Juni 2022   08:40 Diperbarui: 8 Juni 2022   10:25 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: skynwatermelon.blogspot.com 

Saat ini masyarakat Indonesia tengah dikejutkan oleh peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa biaya wisata Candi Borobudur meningkat hingga Rp 750 ribu dengan kuota 1.200 orang per harinya. Hal ini selaras dengan kutipan yang diunggah pada laman Instagram milik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada hari Minggu tanggal 5 Juni 2022.

“Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5000 rupiah saja. Sedangkan untuk masuk ke Kawasan Candi akan akan tetap mengikuti harga yang sudah berlaku.”

Candi Borobudur merupakan salah satu wisata yang digemari oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Berpatok pada data Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang, wisata Candi Borobudur memiliki jumlah pengunjung yang besar dengan total 3.663.054 pada tahun 2018, 3.747.757 pada tahun 2019, serta 965.699 pada tahun 2020. Perlu digarisbawahi bahwa penurunan yang terjadi pada tahun 2020 disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Kebijakan pemerintah dalam menaikkan biaya wisata Candi Borobudur menuai polemik dari berbagai masyarakat. Tidak sedikit dari masyarakat yang menyatakan bahwa biaya wisata dengan jumlah Rp 750 Ribu dinilai terlalu mahal dan akan menyulitkan sebagian wisatawan. 

Berbanding terbalik dengan suara masyarakat yang dikicaukan melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, Tik Tok, maupun Twitter, penulis beranggapan bahwa kenaikan harga wisata Candi Borobudur merupakan hal yang perlu dilakukan guna melestarikan salah satu cagar budaya di Indonesia.

Wisata Candi Borobudur seringkali mendapatkan aksi vandalisme dari sebagian wisatawan. Balai Konservasi Borobudur mencatat bahwa setidaknya terdapat 3.074 titik noda vandalisme. Aksi ini meliputi coretan, noda permen karet, serta menduduki stupa yang seharusnya tidak diduduki. 

Kebijakan pemerintah dalam menaikkan biaya wisata dapat menjadi salah satu solusi untuk meredam vandalisme dari ketidakacuhan sebagian wisatawan dalam menjaga cagar alam.

Sumber: ANTARA FOTO/Anis Efizudin 
Sumber: ANTARA FOTO/Anis Efizudin 

Redaman dari aksi vandalisme di Candi Borobudur dengan menaikkan biaya wisata Candi Borobudur dinilai mampu memberi pengaruh terhadap penurunan biaya konservasi yang naik hampir setiap tahunnya. Lebih lanjut, kenaikan biaya serta pemberlakuan kuota wisata dinilai mampu memfilter pengunjung. 

Proses fiterisasi pada pengunjung wisata perlu dilakukan oleh badan-badan yang mengurusi suatu tempat wisata, terutama apabila wisata tersebut merupakan situs sejarah, karena filterisasi berguna untuk mengurangi pengunjung-pengunjung yang tidak acuh terhadap cagar budaya.

Sumber: skynwatermelon.blogspot.com 
Sumber: skynwatermelon.blogspot.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun