Sebagai makhluk sosial, kita semua saling terhubunng satu sama lain. Bersosialisasi merupakan salah satu kebutuhan dasar kita. Hal ini tidak sebatas pada pada percakapan sehari-hari. Dalam organisasi atau perusahaan hal ini juga sangat dibutuhkan.
Kini, interaktivitas sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Hal ini bertujuan supaya workflow perusahaan berjalan sebagaimana mustinya dan tidak terjadi miscommunication.
Dalam mendorong kreativitas karyawan, pemimpin dapat menggunakan sesi brainstorming.Â
"Brainstorming used face-to-face interactive group to spontaneously suggest a wide range of creative ideas to solve the problem." -- Richard L. Daft
Kutipan diatas menunjukkan bahwa brainstorming menggunakan kelompok interaktif tatap muka untuk secara spontan menyarankan berbagai ide kreatif untuk memecahkan masalah.
Dahulu, sebelum adanya pandemi COVID-19, teknik ini seringkali digunakan. Karena bagaimanapun, diskusi tatap muka akan lebih maksimal hasilnya dibandingkan diskusi virtual seperti sekarang ini.
Berkaitan dengan diskusi virtual, ada yang disebut electronic brainstorming atau brainwriting. Menurut Daft, Richard L. (2018:476), Electronic brainstorming atau brainwriting "brings people together in an interactive group over a computer network." Artinya, menyatukan orang dalam kelompok interaktif melalui jaringan komputer.
Lantas, apa yang harus pemimpin ajarkan pada karyawannya agar brainstormingnya berfokus pada topik tertentu dan berjalan dengan efektif?
Berikut merupakan tiga kunci dari brainstorming yang efektif (Daft, 2018) :
Pertama, No Criticism. Anggota kelompok tidak boleh mengkritik atau mengevaluasi ide dengan cara apa pun selama munculnya ide secara spontan. Semua ide dianggap berharga. Sebagai pemimpin, jangan bersikap ingin menang sendiri, anggaplah semua ide dari karyawan itu berharga.
Selanjutnya tinggal diskusikan bersama bagaimana cara mengambil jalan tengah dari berbagai ide yang telah diberikan tanpa menyakiti atau membuat saalah satu pihak sia-sia memberi ide.
Karena sejatinya, tidak selalu seorang pemimpin lebih pintar dalam berpikir daripada karyawannya. Bisa jadi, seorang pemimpin kalah dalam memikirkan suatu hal di suatu bidang dibandingkan karyawannya yang lebih ahli di bidang tersebut.
Kedua, Â Freewheeling is welcome. Orang harus mengungkapkan ide apa pun yang muncul di benaknya, tidak peduli betapa aneh atau khayalnya. Brainstormers tidak boleh malu-malu mengekspresikan pemikiran kreatif.
Dalam brainstorming tidak terbatas pada realita yang ada. Pemimpin harus membimbing karyawannya untuk berani mengungkapkan apapun pemikiran mereka walau itu dianggap aneh dan tidak masuk akal. Beri keleluasaan pada karyawan untuk mengeksplor dan mengungkapkan pikirannya kepada peserta diskusi.
Ketiga, Quantity Desired. Tujuannya adalah menghasilkan ide sebanyak mungkin. Semakin banyak ide semakin baik. Sejumlah besar ide meningkatkan kemungkinan menemukan solusi yang sangat baik.
Menggabungkan ide juga dianjurkan. Semua gagasan menjadi milik kelompok dan anggota harus memodifikasi dan memperluas gagasan bila memungkinkan. Pada akhirnya, gagasan gagasan yang telah dikemukakan pada poin kedua tadi akan dicari yang paling terbaik diantara yang baik.
Dalam berjalanya brainstorming, pemimpin harus bersifat netral, tidak boleh pro terhadap satu pihak saja. Pemimpin juga harus menerima berbagai pendapat dengan kepala dingin dengan tetap tegas.Â
Dengan ketiga kunci diatas, maka akan menmbuahkan hasil pemikiran yang efektif untuk mencapai visi atau tujuan organisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H