Mohon tunggu...
Adibah Billa
Adibah Billa Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer

confidence is good

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ganjar Nginceng Wong Meteng

20 Februari 2023   21:37 Diperbarui: 20 Februari 2023   21:49 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada Oktober 2022, Ganjar Pranowo diundang menjadi pembicara dalam lokakarya di Sulawesi Barat terkait strategi percepatan penurunan stunting.

Keberhasilannya menurunkan stunting di Jawa Tengah, membuat PJ Gubernur Sulawesi Barat Akbar Malik dan jajarannya meminta langsung Ganjar Pranowo untuk membagikan pengalamannya mengatasi persoalan itu.

Secara statistik, angka stunting di Jawa Tengah memang terus mengalami penurunan. Pada 2019 misalnya, angka Jawa Tengah masih sama dengan nasional, yakni sebesar 27 persen. Namun pada 2021 Jateng berhasil melampauinya menjadi 20,9 persen. Selanjutnya pada  2022, angkanya pun kembali berkurang menjadi hanya 17,4 persen.

Sementara untuk angka stunting di Provinsi Sulawesi Barat sendiri mencapai 33,8 persen. Angka tersebut juga menempatkan Sulbar di posisi kedua provinsi dengan stunting tertinggi di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Karena kondisi itulah, Gubernur Ganjar Pranowo kemudian diminta untuk membagikan tips dan strateginya dalam mengatasi stunting di Jateng agar bisa diterapkan di Sulbar.  Saat itu, Ganjar menjabarkan bahwa penurunan stunting yang diperlukan adalah data, treatmen, dan kolaborasi.

Menariknya, di Jawa Tengah, Ganjar mengemas tiga komponen penting ini dalam satu program yang dikenal dengan sebutan "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng" atau 5 NG. Program ini bukan hanya menurunkan angka stunting, namun juga membuat angka kematian ibu dan bayi menurun drastis.  

Lalu Apa Itu Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng?

Dalam bahasa Indonesia, nginceng wong meteng bisa diartikan mengintip orang hamil. Artinya, Ganjar mengajak masyarakat dan para petugas kesehatan yang ada di desa-desa untuk lebih memperhatikan ibu hamil. Itulah napas utama program ini, melindungi dan memberikan rasa aman pada ibu hamil.

Dengan cara itu Pemprov Jateng mengetahui data jumlah kehamilan, sehingga mudah dalam melakukan pengawasan. Para ibu hamil ini mendapat pengawasan dari mulai kondisi kesehatannya hingga memastikan asupan gizi mereka.

Program ini pertama kali diterapkan menyeluruh sejak 2016. Untuk mensukseskannya, Ganjar melibatkan banyak unsur. Mulai dari dinas, puskesmas, bidan-bidan desa, hingga elemen masyarakat. Dengan demikian kondisi ibu hamil dan bayi yang ada di dalam kandungannya benar-benar diperhatikan hingga masa kelahiran tiba.

Kita tahu masalah stunting atau perawakan pendek akibat gangguan pertumbuhan, adalah masalah yang erat kaitannya dengan nutrisi sejak bayi masih berada dalam kandungan. Dengan perhatian yang intens ini, permasalahan tersebut bisa teratasi. Lebih jauh lagi, berkat sentuhan ini, resiko kematian maternal dan neonatal di Jawa Tengah juga berkurang drastis.

Tengok saja di awal-awal Ganjar menjabat pada 2013, kematian ibu dan bayi di Jateng cukup memprihatinkan angkanya. Kematian ibu capai 614 kasus, sementara angka kematian bayi menyentuh 5.481 kasus.

Namun dengan perhatian serius Ganjar pada persoalan ini, masalah itu lambat laun bisa teratasi. Pada 2022, jumlah kematian ibu menjadi 335 kasus, dan angka kematian bayi juga turun menjadi 3031 kasus.

Jika dibandingkan dua provinsi tetangga, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur, kasus di Jawa Tengah menjadi yang paling rendah. Begitu juga dengan masalah stunting. Angka stunting di Jawa Barat pada 2022 mencapai 20,2 persen, sedangkan Jawa Timur masih berada di angka 23,5 persen.

Keberhasilan penanganan stunting di Jawa Trngah juga terlihat di Kabupaten Brebes. Kabupaten ini sebelumnya sempat jadi fokus perhatian pemerintah pusat karena angka stuntingnya mencapai 30 persen pada 2017.

Dengan potensi stunting paling tinggi ini, Ganjar memberikan perlakukan khusus. Treatmen yang diterapkan pun berbeda. Tim percepatan penurunan stunting di Brebes pun kemudian dibentuk. Saat ini angka stunting di Brebes sudah 20 persen.

Desa-desa di Brebes bahkan sekarang sudah membentuk Dapur Sehat Atasi Stunting. Lewat dapur sehat inilah para petugas memantau ibu hamil dan memastikan asupan gizinya. Para petugas memberikan bantuan Rp. 25 ribu untuk tiap sasaran, bantuan ini bukan berbentuk uang, melainkan makanan bergizi.

"Brebes potensi stuntingnya tinggi, maka kita mesti lebih keras lagi, lebih sistematis lagi. Tapi melihat ini, saya percaya penanganan stunting berjalan baik," ujar Ganjar Pranowo saat menilik langsung Dapur Sehat di Brebes.

Melihat langkah serius yang dilakukan Ganjar, rasanya tidak sulit bagi Provinsi Jawa Tengah untuk memenuhi target, yakni menurunkan stunting menjadi 14 persen di tahun 2023 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun