Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mike Tyson dan Pertarungan Melawan Waktu

18 November 2024   09:35 Diperbarui: 18 November 2024   09:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa yang akan dipikirkan orang tentang saya saat saya meninggal? Siapa yang peduli?" katanya. 

Ada yang menyebut pernyataan ini sinis, tetapi saya melihatnya sebagai penerimaan. Tyson telah mencapai titik di mana ia tidak lagi mencoba melawan dunia. Ia hanya ingin berada di dalamnya, dengan caranya sendiri, dalam waktu yang tersisa. 

***

Malam itu, Tyson kalah. Tetapi di luar ring, ia adalah pemenang. Pertandingan itu adalah refleksi, bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk kita yang menontonnya. Ia mengingatkan bahwa usia, waktu, dan ekspektasi orang lain adalah sesuatu yang tidak perlu kita taklukkan. Yang terpenting adalah bagaimana kita berdamai dengan diri sendiri. 

Dalam hidup ini, seperti dalam sebuah pertandingan, kita tidak selalu menang. Tetapi apa yang kita lakukan dengan kekalahan kita adalah cermin dari siapa kita sebenarnya. Tyson, dengan segala kesederhanaannya, mengajarkan bahwa kekalahan tidak berarti akhir. 

Malam itu, ia memberikan pelajaran penting: bahwa hidup, seperti selembar foto buram, adalah sesuatu yang hanya bisa kita maknai saat kita melihatnya kembali dari kejauhan. Dan dari sana, kita mungkin menemukan bahwa, di tengah semua kerumitan, ada saat-saat kecil yang penuh keberanian dan kejujuran yang patut dirayakan. 

Mike Tyson di usia 58, berdiri di tengah sorak-sorai, tubuh yang penuh luka, tetapi dengan jiwa yang damai, adalah bukti bahwa dalam hidup, tidak ada kemenangan yang lebih besar daripada berdamai dengan diri sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun