Pertama kali mendengar program makanan bergizi dari pemerintah untuk anak-anak sekolah---pakai ikan kaleng, jelas bikin saya tertarik. Ada sesuatu yang khas Indonesia di sini: laut dan ikan.
Tapi, kemudian ada juga pertanyaan iseng yang muncul, gimana kalau anak-anak enggak cuma makan ikan laut, tapi juga ikan air tawar yang juga melimpah di Indonesia?
Lele, nila, patin, gurame---ini jenis ikan yang udah jadi bagian dari hidup banyak orang. Menarik kan, kalau kolaborasi ini bisa bikin program jadi lebih luas, lebih beragam.
Coba deh, bayangkan. Kita punya laut yang panjangnya enggak tanggung-tanggung, tapi kita juga punya desa-desa pembudidaya ikan yang ikannya enggak kalah enak.
Potensinya gede, dan siapa tahu, program ini bisa membawa anak-anak makan ikan kaleng yang lebih variatif.
Dan bukan cuma soal makanannya doang, ini juga soal melibatkan para pembudidaya ikan air tawar yang punya peran besar dalam ekonomi di desanya. Menarik bukan?
Ikan Kaleng Bukan Sekadar Ikan Kaleng
Pikirkan begini, anak-anak sekolah makan ikan kaleng setiap hari di kantin sekolah. Itu bisa jadi ikan dari laut, bisa juga ikan dari kolam-kolam dari desa sebelah.
Sederhana, tapi siapa yang tahu kalau dibalik itu ada ekonomi desa yang juga ikut jalan?
Para pembudidaya ikan air tawar yang selama ini mungkin nggak bisa langsung kirim ikan segar ke kota karena logistik yang ribet, bisa ikut andil dengan menyuplai ikan yang dibekukan atau diawetkan.
Setiap ikan kaleng yang sampai ke sekolah-sekolah, bukan cuma simbol laut Indonesia yang luas tapi juga menawarkan ragam ikan air tawar kita yang juga kaya.