Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Laga Penentu Indonesia U-17 Melawan Australia, Bisakah Garuda Muda Tampil Menggigit?

26 Oktober 2024   07:51 Diperbarui: 26 Oktober 2024   08:23 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diaspora di sepak bola Indonesia sering kali menjadi perdebatan publik, namun dalam skenario ini, Lee memberikan variasi taktik dan menambah kedalaman tim. Meskipun debutnya belum menunjukkan performa signifikan, ia memberi opsi baru bagi Indonesia dalam menghadapi Australia (antaranews.com, 26/10/2024).

Selain memberikan variasi, pemain diaspora membawa perspektif baru dalam gaya permainan yang mungkin belum banyak diterapkan di Indonesia. 

Pemain seperti Lucas Lee yang terlatih di lingkungan sepak bola Eropa, dapat menambah dimensi permainan yang lebih kreatif, terutama dalam hal teknik dan pengambilan keputusan cepat. Di luar itu, kehadiran diaspora juga membawa dampak motivasional yang positif, memperlihatkan kepada publik bahwa Indonesia siap bersaing dengan negara-negara besar.

Tantangan dan Peluang Sepak Bola Usia Muda

Pertandingan melawan Australia lebih dari sekadar laga kualifikasi. Ini menjadi tolok ukur masa depan pembinaan usia muda di Indonesia. Secara struktural, sepak bola usia muda di Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah.

Minimnya kesempatan bermain, fasilitas yang belum memadai, hingga kurangnya pendampingan pelatih berlisensi adalah beberapa tantangan yang harus diatasi. 

Pertemuan dengan Australia ini memberikan kesempatan untuk mengukur efektivitas program pengembangan yang sudah ada, sekaligus mengidentifikasi kelemahan yang harus segera diperbaiki.

Pembinaan sepak bola usia muda yang kuat membutuhkan perhatian pemerintah, organisasi sepak bola, dan juga sektor swasta. Jika Indonesia serius ingin menciptakan tim yang mampu bersaing di tingkat Asia, perlu ada sistem pembinaan yang berkesinambungan.

Misalnya, Korea Selatan yang telah menata struktur pembinaan usia muda sejak dini, kini berhasil menempatkan tim-tim usia muda mereka di kancah internasional.

Di tingkat kebijakan, PSSI perlu mendorong peningkatan program pembinaan dengan fokus pada kualitas, bukan hanya kuantitas. Upaya ini bisa dimulai dengan memperbanyak kompetisi usia muda yang reguler di seluruh daerah, menciptakan standar pelatihan yang terpadu, dan memperbanyak akses ke fasilitas berstandar internasional. 

Langkah ini membutuhkan investasi, namun hasilnya akan sepadan dengan generasi pemain berkualitas yang siap mengharumkan nama bangsa.

Membangun Asa dengan Kemenangan

Kemenangan melawan Australia pada Minggu mendatang bukan hanya tentang kemenangan di atas lapangan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan asa bagi masa depan sepak bola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun