Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Laga Penentu Indonesia U-17 Melawan Australia, Bisakah Garuda Muda Tampil Menggigit?

26 Oktober 2024   07:51 Diperbarui: 26 Oktober 2024   08:23 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain timnas U-17 saat berhadapan dengan Kepulauan Mariana Utara pada laga Grup G Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 di Kuwait | gambar: antaranews.com

Sementara Garuda Asia mengantongi selisih gol +11 dari dua pertandingan, Australia mencatat +19 hanya dalam satu pertandingan. Hal ini memberikan gambaran tentang kekuatan serangan mereka yang mematikan. 

Bahkan dalam laga kedua melawan Kuwait, meski hasilnya belum diketahui, Australia masih berpotensi menambah selisih gol yang dapat mengancam posisi Indonesia di klasemen.

Meski begitu, statistik bukanlah akhir segalanya. Faktor mentalitas dan ketahanan menjadi elemen krusial bagi Indonesia. Garuda Asia tak hanya diharapkan bermain solid, tetapi juga kreatif dalam memanfaatkan peluang dan menjaga pertahanan secara disiplin.

Nova sendiri mengakui pentingnya "bermain pintar" untuk mengatasi tekanan lawan yang lebih berpengalaman (detik.com, 26/10/2024).

Analisis Taktik: Menyerang atau Bertahan?

Dihadapkan pada dua pilihan: apakah Indonesia akan bermain menyerang dengan risiko terbuka, atau bertahan sambil menunggu peluang, Nova tampaknya condong pada strategi hybrid.

Pola permainan bertahan-kontrol atau "defensive control" akan lebih mungkin diterapkan mengingat ancaman dari sisi sayap Australia yang terkenal gesit dan produktif. 

Pendekatan ini memungkinkan Indonesia menjaga keseimbangan antara lini tengah dan pertahanan, mencegah kebobolan, sekaligus mengandalkan serangan balik cepat.

Namun, opsi bertahan juga memiliki tantangan tersendiri. Bertahan terlalu dalam bisa berarti memberi ruang kepada Australia untuk mengendalikan bola dan mendikte tempo permainan.

Alternatif lainnya adalah mengoptimalkan serangan balik dengan cepat, menggunakan kecepatan pemain seperti I Putu Apriawan dan Muhamad Zahabi Gholy. Pola ini berhasil diterapkan saat melawan Kuwait, di mana Indonesia mencuri gol meski minim penguasaan bola.

Demi efektivitas strategi bertahan ini, rotasi pemain di laga sebelumnya menjadi modal besar. Setidaknya, stamina para pemain andalan masih terjaga untuk menghadapi laga intensitas tinggi melawan Australia.

Dukung dari Diaspora: Lucas Lee sebagai Kunci?

Langkah Nova memasukkan pemain diaspora seperti Lucas Lee sebagai starter dalam laga melawan Kepulauan Mariana Utara juga menjadi langkah yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun