Melalui pendidikan yang berorientasi pada kemandirian dan keahlian, santri bisa berperan lebih besar dalam membangun ekonomi lokal, khususnya di sektor UMKM.
Selain itu, dengan integrasi keterampilan teknologi ke dalam kurikulum pesantren, santri dapat menjadi bagian penting dari transformasi digital Indonesia.
Hal ini tentu membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah untuk memastikan bahwa santri memiliki akses terhadap pendidikan teknologi dan kewirausahaan yang memadai.
Rekomendasi Kebijakan untuk Memperkuat Peran Santri
Untuk memaksimalkan peran santri dalam pembangunan bangsa, ada beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat dipertimbangkan:
1. Penguatan Kurikulum Teknologi dan Kewirausahaan di Pesantren: Pemerintah perlu mendorong pesantren untuk lebih mengintegrasikan teknologi informasi dan kewirausahaan dalam kurikulumnya.Â
Hal ini akan memberikan santri keterampilan yang dibutuhkan di era digital dan mempersiapkan mereka untuk bersaing di pasar kerja modern.
2. Akses Modal dan Inkubasi Bisnis untuk Santri: Banyak santri yang memiliki potensi wirausaha, namun sering kali terhalang oleh minimnya akses modal.Â
Program inkubasi bisnis dan akses modal yang lebih mudah akan membantu santri mengembangkan usahanya, sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
3. Peningkatan Akses Beasiswa untuk Santri Berprestasi: Santri yang memiliki prestasi akademis atau keterampilan khusus perlu mendapatkan dukungan melalui program beasiswa yang memungkinkan mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
4. Penguatan Nilai Adab dan Etika di Dunia Digital:Â Di era digital, santri harus dilatih untuk menjaga nilai-nilai adab dan etika dalam penggunaan teknologi.Â
Pendidikan mengenai etika digital perlu ditingkatkan agar santri dapat menjadi teladan dalam penggunaan teknologi yang bijak dan bertanggung jawab.