Pendidikan emosional, misalnya, dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, mengajarkan anak-anak pentingnya menjaga keseimbangan antara kepedulian terhadap orang lain dan menjaga kebutuhan pribadi.
Selain itu, perusahaan dapat menerapkan kebijakan yang mendukung kesejahteraan mental karyawan, seperti menawarkan program keseimbangan kerja-hidup, pelatihan tentang komunikasi yang sehat, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam konseling.
Menemukan Kebebasan dalam Batasan
Pada akhirnya, berhenti menyenangkan orang lain bukan berarti berhenti peduli. Ini tentang menciptakan batasan yang sehat, agar Anda tidak kehilangan jati diri dalam proses merawat orang lain.
Sebab, dalam setiap hubungan yang bermakna, keberanian untuk berkata "tidak" sama berharganya dengan kesiapan untuk berkata "ya."
Sebagai masyarakat, kita perlu mendukung orang-orang untuk menetapkan batasan tanpa merasa bersalah. Dalam skala lebih besar, ini bisa dimulai dengan mendorong pendidikan emosional di sekolah, mempromosikan keterbukaan dalam komunikasi, dan mengurangi stigma terhadap mereka yang memilih untuk mendahulukan diri sendiri.
Karena, pada akhirnya, kebaikan yang sejati adalah yang dilakukan tanpa mengorbankan diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H