Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik.

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Berhenti Menjadi Orang yang Selalu Menyenangkan Orang Lain

19 Oktober 2024   07:34 Diperbarui: 19 Oktober 2024   11:01 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | sumber: vadimkurkin.com

Salah satu strategi yang efektif adalah dengan memvisualisasikan manfaat dari mengatakan "tidak." Misalnya, jika Anda takut bahwa meminta kenaikan gaji akan membuat atasan Anda marah, fokuslah pada apa yang akan Anda dapatkan jika permintaan tersebut disetujui---gaji yang lebih besar, keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik, atau rasa harga diri yang meningkat.

Dengan mengalihkan fokus dari ketakutan akan penolakan ke potensi manfaat, Anda dapat meningkatkan motivasi untuk membela diri dan memenuhi kebutuhan pribadi Anda.

Menghadapi Reaksi Orang Lain

Salah satu tantangan terbesar dalam berhenti menyenangkan orang lain adalah menghadapi reaksi dari orang-orang di sekitar Anda. Seperti yang dijelaskan Fisher, orang-orang yang terbiasa melihat Anda selalu mengatakan "ya" mungkin akan menolak perubahan ini pada awalnya.

Mereka mungkin akan terus mendesak Anda atau bahkan merasa kecewa. Namun, penting untuk diingat bahwa respons ini bukanlah cerminan dari nilai diri Anda, melainkan hasil dari ekspektasi yang mereka bangun selama ini.

Dalam jangka panjang, jika orang-orang di sekitar Anda tidak mampu menghargai batasan yang Anda tetapkan, itu mungkin menjadi indikator bahwa hubungan tersebut tidak sehat.

Fisher memberikan contoh bahwa jika seseorang meninggalkan Anda karena Anda mulai menetapkan batasan, itu artinya mereka lebih peduli pada keuntungan pribadi daripada kesejahteraan Anda.

Mencari Dukungan Profesional

Bagi beberapa orang, kebiasaan menyenangkan orang lain bisa berakar pada trauma atau pengalaman masa lalu, seperti kekerasan dalam keluarga atau perasaan tidak aman secara emosional.

Dalam kasus ini, bantuan profesional dari terapis bisa menjadi solusi yang efektif. Seorang terapis dapat membantu Anda mengenali pola perilaku yang merusak, mengidentifikasi pemicu emosional, dan memberikan strategi untuk mengatasi rasa takut serta kecemasan yang muncul saat menetapkan batasan.

Selain itu, terapi juga dapat membantu Anda mengatasi trauma masa lalu yang mungkin menjadi akar dari keinginan untuk menyenangkan orang lain.

 Dengan memahami asal mula perilaku ini, Anda akan lebih mampu membangun hubungan yang sehat dan menetapkan batasan tanpa merasa bersalah.

Menyusun Kebijakan yang Mendukung Kesejahteraan Emosional

Secara sosial, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung individu dalam menetapkan batasan tanpa takut dihakimi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun