Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pelukan Kucing yang Menyembuhkan Luka

18 Oktober 2024   12:55 Diperbarui: 18 Oktober 2024   13:00 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI perempuan dan seekor kucing |sumber: miamor.de

Mereka bukan hanya teman dunia nyata, tetapi juga pengingat bahwa kebaikan dan kasih sayang bisa hadir dalam berbagai bentuk.

Terapi Hewan dan Pengakuan Sosial

Fenomena seperti ini sebenarnya sudah banyak diakui oleh ilmuwan dan profesional di bidang kesehatan mental. Di negara-negara seperti Amerika Serikat, terapi dengan bantuan hewan sudah lama diakui sebagai metode yang efektif dalam membantu orang-orang yang menghadapi kesulitan emosional.

Hewan-hewan peliharaan---baik itu anjing, kucing, atau bahkan hewan kecil lainnya---telah terbukti membantu menurunkan kadar kortisol, hormon yang terkait dengan stres, serta meningkatkan suasana hati.

Melihat bagaimana terapi berbasis hewan bisa memberi manfaat besar, bukankah ini saatnya kita di Indonesia juga mulai lebih memperhatikan potensi ini?

Kebijakan publik, baik di tingkat lokal maupun nasional, bisa diarahkan untuk lebih mendukung kesehatan mental dan terapi berbasis hewan.

Di tengah tekanan hidup yang semakin meningkat---baik karena masalah ekonomi, kehilangan orang-orang tercinta, atau tantangan lain---dukungan terhadap adopsi hewan peliharaan yang bertanggung jawab bisa menjadi salah satu solusi.

Pemerintah dan organisasi sosial bisa bekerja sama untuk menciptakan program yang tidak hanya menyelamatkan hewan-hewan terlantar tetapi juga memberi dukungan emosional kepada individu yang membutuhkan teman untuk melalui masa-masa sulit.

Kebahagiaan yang Tak Terduga

Pada akhirnya, kisah "Molfam" adalah tentang ketahanan hidup. Bagaimana makhluk-makhluk kecil ini mampu memberikan harapan besar.

Ini bukan sekadar cerita milik satu orang, tetapi juga refleksi bagi kita semua bahwa di tengah kehidupan yang serba kompleks, terkadang yang kita butuhkan hanyalah kehadiran tanpa syarat. Entah itu dari manusia lain atau dari makhluk yang tak bisa bicara seperti kucing.

Kucing-kucing ini, meski tidak bisa berbicara dengan bahasa manusia, memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi.

Dengkuran mereka, pandangan lembut mereka, dan kedekatan fisik yang mereka tawarkan memiliki kekuatan yang sering kali tidak disadari. Mereka mengajarkan kita untuk meresapi momen-momen sederhana dan menghargai hubungan emosional yang murni, sesuatu yang sering hilang dalam hiruk-pikuk kehidupan modern.

Menghargai Hubungan Emosional yang Sederhana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun