Dari atas tribun, suara gemuruh suporter yang mengenakan merah-putih tampak memenuhi Qingdao Youth Football Stadium, Selasa malam itu.
Harapan tinggi untuk kemenangan Timnas Indonesia tampak jelas di wajah para pendukung yang datang dari berbagai penjuru, bahkan rela menempuh ribuan kilometer untuk memberikan dukungan langsung.
Di layar televisi, kita di rumah juga merasakan degup yang sama, semangat yang sama. Namun, saat peluit akhir berbunyi, rasa optimisme itu berubah menjadi kekecewaan. Skor akhir: 2-1 untuk kemenangan China.
Tentu saja, kekecewaan itu mengalir deras di media sosial. Kritik bertubi-tubi segera menghantam, sebagian besar tertuju pada kesalahan individu pemain dan strategi yang dianggap keliru dari pelatih Shin Tae-yong.
Blunder Shayne Pattynama yang berujung gol pertama China dan celah di pertahanan yang dimanfaatkan untuk gol kedua Yuning Zhang menjadi sorotan utama.
Tapi, di tengah banjir kritik, muncul sebuah pertanyaan yang seharusnya membuat kita berpikir ulang: Daripada terus menyalahkan Timnas Indonesia, kenapa kita tidak akui bahwa China lebih "pintar" malam itu?
Mari kita berhenti sejenak dari kemarahan dan kekecewaan kita. Saat kita bicara tentang pertandingan sepak bola, apa yang sebenarnya membuat sebuah tim layak menang? Apakah hanya penguasaan bola, passing akurat, atau jumlah tembakan ke gawang?
Secara statistik, Timnas Indonesia unggul hampir di semua aspek. Penguasaan bola kita mencapai 84 persen, dibandingkan dengan hanya 16 persen untuk China. Total passing kita mencapai 614, sementara China hanya mencatat 186 operan. Namun, apa arti semua itu jika akhirnya skor tetap tidak berpihak pada kita?
Ada satu elemen yang sering kita lupakan dalam sepak bola: kecerdikan. Dan China, dengan segala keterbatasan mereka di atas kertas, menunjukkan bahwa kecerdikanlah yang menjadi pembeda malam itu.
Kecerdikan di Lapangan Hijau
Jika kita tinjau kembali jalannya pertandingan, kita akan menemukan bahwa China bermain dengan strategi yang penuh perhitungan. Mereka tidak mencoba untuk bersaing dalam penguasaan bola melawan Indonesia.