Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Miskin Ya Miskin, Pernyataan Prabowo yang Mengguncang Logika Bahasa Kemiskinan

10 Oktober 2024   22:48 Diperbarui: 11 Oktober 2024   15:12 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kita siap untuk jujur menghadapi kemiskinan di sekitar kita? Ataukah kita lebih nyaman dengan permainan kata-kata yang membuat kita merasa bahwa segalanya sedang dalam proses perbaikan, sementara kenyataan di lapangan tidak berubah?

Bahasa adalah cermin dari cara kita memandang dunia. Ketika kita memoles kata "miskin" menjadi sesuatu yang terdengar lebih enak, kita sebenarnya sedang menutupi kenyataan pahit yang ada. 

Kita mungkin merasa lebih baik dengan menggunakan istilah seperti "pra-sejahtera" atau "aspiring middle class," tapi hal itu tidak mengubah fakta bahwa ada jutaan orang yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Prabowo, dengan segala kontroversi yang menyelimutinya, membawa kita kembali pada kenyataan itu. Dengan memotong jargon dan mengungkapkan realitas secara langsung, ia mengajak kita untuk lebih jujur dalam melihat masalah kemiskinan di Indonesia. 

Dan mungkin, ini adalah langkah pertama yang harus kita ambil jika kita benar-benar ingin mengatasi masalah ini: jujur tentang kondisi kita saat ini.

Dari "Miskin" ke "Sejahtera"?

Dalam dunia di mana istilah-istilah sering kali digunakan untuk memperindah realitas, Prabowo Subianto membawa sebuah pandangan yang segar, meskipun kadang terkesan kasar. Ia menolak permainan kata-kata yang hanya membuat kemiskinan terlihat lebih bisa diterima. "Miskin ya miskin," katanya, dan dalam kesederhanaan kalimat itu terkandung sebuah kebenaran yang sering kali diabaikan.

Sebagai presiden terpilih, Prabowo menghadapi tantangan besar: bagaimana mewujudkan janji kesejahteraan yang nyata bagi rakyat Indonesia, bukan sekadar ilusi. 

Apakah ia akan mampu menjebol batas-batas bahasa dan realitas, serta membawa perubahan yang substansial? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Yang pasti, Prabowo telah menetapkan nada kepemimpinannya dengan keberanian untuk berbicara jujur tentang kemiskinan, tanpa basa-basi. Dan mungkin, itu adalah langkah pertama yang paling penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun