Apakah kita siap untuk jujur menghadapi kemiskinan di sekitar kita? Ataukah kita lebih nyaman dengan permainan kata-kata yang membuat kita merasa bahwa segalanya sedang dalam proses perbaikan, sementara kenyataan di lapangan tidak berubah?
Bahasa adalah cermin dari cara kita memandang dunia. Ketika kita memoles kata "miskin" menjadi sesuatu yang terdengar lebih enak, kita sebenarnya sedang menutupi kenyataan pahit yang ada.Â
Kita mungkin merasa lebih baik dengan menggunakan istilah seperti "pra-sejahtera" atau "aspiring middle class," tapi hal itu tidak mengubah fakta bahwa ada jutaan orang yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Prabowo, dengan segala kontroversi yang menyelimutinya, membawa kita kembali pada kenyataan itu. Dengan memotong jargon dan mengungkapkan realitas secara langsung, ia mengajak kita untuk lebih jujur dalam melihat masalah kemiskinan di Indonesia.Â
Dan mungkin, ini adalah langkah pertama yang harus kita ambil jika kita benar-benar ingin mengatasi masalah ini: jujur tentang kondisi kita saat ini.
Dari "Miskin" ke "Sejahtera"?
Dalam dunia di mana istilah-istilah sering kali digunakan untuk memperindah realitas, Prabowo Subianto membawa sebuah pandangan yang segar, meskipun kadang terkesan kasar. Ia menolak permainan kata-kata yang hanya membuat kemiskinan terlihat lebih bisa diterima. "Miskin ya miskin," katanya, dan dalam kesederhanaan kalimat itu terkandung sebuah kebenaran yang sering kali diabaikan.
Sebagai presiden terpilih, Prabowo menghadapi tantangan besar: bagaimana mewujudkan janji kesejahteraan yang nyata bagi rakyat Indonesia, bukan sekadar ilusi.Â
Apakah ia akan mampu menjebol batas-batas bahasa dan realitas, serta membawa perubahan yang substansial? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Yang pasti, Prabowo telah menetapkan nada kepemimpinannya dengan keberanian untuk berbicara jujur tentang kemiskinan, tanpa basa-basi. Dan mungkin, itu adalah langkah pertama yang paling penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H