Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik.

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Momen Yenny Wahid, Puan Maharani, Gibran, dan Didit di Perayaan HUT TNI

7 Oktober 2024   09:10 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:22 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yenny Wahid, mengunggah momen foto bareng Puan Maharani, Gibran Rakabuming Raka, dan Didit Hediprasetyo. (Foto: dok. Instagram Yenny Wahid)

Mengutip sebuah kalimat dari buku Demokrasi dan Humanisme Gus Dur, pluralisme dan dialog adalah fondasi utama demokrasi. Buku tersebut menggarisbawahi bahwa perbedaan bukan halangan, melainkan potensi yang bisa memperkaya perjalanan bangsa.

Momen Yenny dan ketiga sosok penting ini tampaknya menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan di tengah perbedaan, bahwa dialog tetap menjadi kunci dalam perjalanan bangsa.

Reaksi Warganet

Tidak hanya di dunia nyata, foto tersebut juga menciptakan gelombang di dunia maya. Di platform media sosial seperti X, warganet ramai-ramai mengomentari foto ini. Banyak yang kaget, bahkan tak sedikit yang berspekulasi tentang makna di balik foto tersebut.

"Kok bisa mereka foto bareng? Puan-Didit-Gibran-Yenny," tulis seorang pengguna, mengekspresikan kekagetannya. Ada juga yang mencatat bagaimana foto ini mempertemukan anak-anak dari empat presiden yang berbeda. "Anak Presiden Indonesia keempat, kelima, ketujuh, dan kedelapan," cuit akun lain.

Tak bisa dipungkiri, foto ini membawa simbol yang kuat. Di era politik yang penuh pertarungan tajam, gambar tersebut menciptakan harapan bahwa dialog dan persahabatan masih bisa mengatasi polarisasi.

Tanda Harapan

Pada akhirnya, foto tersebut adalah sebuah tanda bahwa di balik semua perbedaan yang mungkin terjadi, ada ruang untuk kebersamaan. Indonesia, dengan segala tantangannya ke depan, butuh lebih dari sekadar kebijakan yang baik. Ia butuh pemimpin yang mampu berbicara di meja yang sama, mendengarkan, dan menjalin dialog.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Yenny Wahid, "Minimal ada ruang-ruang dialog yang harus terus dibuka agar kalau ada masalah, bisa dibicarakan." Sebuah pesan sederhana, tapi penuh makna, yang seharusnya menjadi prinsip tak hanya di ranah politik, tetapi juga di kehidupan sosial masyarakat kita.

Momen ini, meski tampak sederhana, adalah secuil pengingat bahwa kebersamaan adalah kunci di tengah perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun