Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik. Maverick. Freetinker.

Menulis tentang orang dan peristiwa adalah perjalanan untuk menemukan keindahan dalam keberagaman. Setiap kisah hidup adalah sebuah karya seni yang layak untuk diabadikan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Stress Relief ala Chef Rumahan: Memasak Frozen Food untuk Ketenangan Batin

29 September 2024   15:21 Diperbarui: 29 September 2024   15:31 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik asap dan aroma masakan, terdapat semacam ritual praktik meditatif yang tak terucapkan. 

Dengan setiap gerakan tangan yang memotong, mengaduk, dan membalik makanan, saya belajar untuk hadir sepenuhnya di saat ini. Sebungkus makanan beku, yang seringkali dianggap sebagai simbol kemodernan, menjadi alat untuk menghubungkan saya dengan tradisi kuno: kesabaran, perhatian, dan rasa syukur.

Dapur bukan hanya tempat untuk memasak. Ia adalah ruang refleksi. Di dapur, kita tidak hanya menghasilkan makanan, tapi juga mendengar bisikan batin kita, mencari kehangatan di balik panasnya kompor, dan menemukan kedamaian di sela-sela hiruk-pikuk. Seperti kebanyakan orang di zaman modern, saya seringkali merasa tersesat dalam rutinitas. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dapur menjadi pelarian saya, tempat saya mencari kedamaian di tengah tekanan hidup. Dan siapa sangka, proses memasak makanan sederhana seperti frozen food ternyata dapat menjadi bentuk meditasi yang tenang dan mendalam.

Menemukan Ketenangan di Balik Sesuatu yang Sederhana

Memasak frozen food mungkin tidak terdengar seperti hal yang luar biasa. Bagaimanapun, siapa saja bisa melakukannya: keluarkan makanan dari freezer, buka bungkus, dan masak di atas wajan panas atau panggangan. Namun, justru di balik kesederhanaan itulah terletak sesuatu yang lebih dalam. Memasak frozen food adalah proses yang tidak rumit, tidak memerlukan keterampilan kuliner tinggi, dan---karena itu pula---menawarkan ruang bagi kita untuk diam dan meresapi setiap langkahnya.

Ketika saya menyiapkan nugget ayam atau sosis beku, setiap gerakan terasa perlahan. Saya fokus pada suara renyah dari minyak panas yang mulai mendesis, aroma yang menguar, dan warna coklat keemasan yang muncul di permukaan makanan. Rasanya seperti berlatih mindfulness---sadar penuh dengan apa yang sedang dilakukan. Dan saat saya berada di sana, sendirian di dapur, pikiran-pikiran yang awalnya melompat-lompat perlahan-lahan mereda.

Dalam satu studi oleh Harvard Medical School, aktivitas memasak disebut sebagai bentuk meditasi aktif. Proses seperti memotong, mengaduk, atau sekadar menunggu makanan matang di wajan bisa memberi kita kesempatan untuk berhenti sejenak dari segala beban pikiran. Bukan lagi soal makanan, tetapi bagaimana kita menghadapi hidup dengan kesadaran yang lebih utuh.

Dapur sebagai Ruang Meditasi

Ada banyak cara bagi orang untuk mencapai ketenangan batin. Sebagian mungkin menemukan ketenangan melalui yoga atau meditasi dalam keheningan. Namun, tidak semua orang bisa diam dan merenung dalam hening. Bagi saya, dapur menjadi ruang meditasi yang sempurna. Di dapur, saya tetap bergerak, tetap melakukan sesuatu yang bermakna, dan pada saat yang sama, saya bisa berlatih mindfulness.

Memasak, bahkan dengan bahan yang sesederhana frozen food, memberi saya waktu untuk memperlambat langkah. Ada ritme yang tercipta saat saya mengolah makanan beku. Membuka freezer, memilih bahan, memanaskan minyak, hingga menunggu makanan matang. Di tengah rutinitas itu, saya bisa berpikir lebih jernih, merenungi hal-hal yang mungkin tak sempat saya perhatikan dalam kesibukan sehari-hari.

Dapur, bagi banyak orang di Indonesia, bukan hanya tempat untuk menghasilkan makanan. Di balik dinding-dinding dapur, ada cerita-cerita yang menyertai setiap hidangan. Ada rasa sayang yang dituangkan dalam semangkuk sup, ada kehangatan keluarga yang terbalut dalam setiap gigitan nasi goreng, dan ada kenangan masa kecil yang selalu hadir ketika mencium aroma bumbu tumis. Dan bagi saya, ada momen-momen reflektif yang tak bisa saya temukan di tempat lain.

Makanan Praktis yang Sarat Makna

Mungkin kita berpikir bahwa memasak frozen food terlalu sederhana untuk dianggap sebagai pengalaman yang bermakna. Tapi justru di sanalah letak keajaibannya. Frozen food, yang sering dianggap "makanan instan", menawarkan kesempatan bagi kita untuk menciptakan kenikmatan tanpa kerumitan. Dalam proses yang singkat itu, ada banyak waktu bagi kita untuk fokus pada diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun