Cerita Lina adalah cerita banyak perempuan di Indonesia. Mereka memilih pil KB, suntik, atau spiral tanpa banyak protes, karena merasa tidak punya pilihan lain. Di sisi lain, suami mereka, yang seharusnya menjadi partner dalam urusan ini, justru sering kali tidak peduli. Mereka tidak sadar bahwa pilihan kontrasepsi yang mereka abaikan ini memiliki dampak besar pada fisik dan mental pasangannya.
Mengubah Mindset Pria
Tantangan terbesar dalam mempromosikan vasektomi di Indonesia adalah mengubah cara berpikir pria tentang kontrasepsi. Edukasi harus dimulai sejak awal, tidak hanya ketika seorang pria telah berkeluarga. "Jika pria sejak remaja diberikan pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi dan peran mereka dalam kontrasepsi, keputusan seperti vasektomi atau bahkan penggunaan kondom tidak akan terasa asing lagi," ujar Prof. Bambang Wibisono, seorang ahli urologi dari Universitas Indonesia (Liputan6, 18/9/24).
Sayangnya, di Indonesia, pendidikan tentang kesehatan reproduksi masih terbatas dan sering kali dianggap sebagai urusan perempuan. Hal ini membuat pria merasa bahwa urusan kontrasepsi bukan tanggung jawab mereka. Ini adalah akar dari masalah yang perlu diperbaiki.Â
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh BKKBN adalah melalui program Vasektomi Gembira, yang di beberapa daerah berhasil meningkatkan kesadaran pria terhadap pentingnya berperan dalam kontrasepsi. Program ini tidak hanya mengedukasi tentang vasektomi, tetapi juga memberikan panduan kepada pria tentang bagaimana berbicara dengan pasangan mereka tentang kontrasepsi, termasuk kondom sebagai langkah awal (Kompas, 12/9/24).
Keadilan untuk Keluarga yang Lebih Sejahtera
Pada akhirnya, kontrasepsi bukanlah hanya soal menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Ini adalah soal tanggung jawab bersama, keadilan, dan kesehatan. Ketika pria bersedia berperan dalam urusan kontrasepsi, beban perempuan akan berkurang, dan mereka akan merasa lebih didukung. Dan ketika pasangan saling mendukung, keluarga akan lebih sejahtera.
Keluarga yang sejahtera adalah keluarga di mana kedua belah pihak, suami dan istri, sama-sama terlibat dalam setiap keputusan, termasuk keputusan tentang kontrasepsi. "Ketika kita berbicara tentang keluarga yang sehat, kita berbicara tentang keluarga di mana tanggung jawab dibagi secara adil," ujar Dr. Rina Mustika (Kompas, 12/9/24).
Dan perjalanan menuju keadilan ini bisa dimulai dengan langkah kecil: pakai kondom aja dulu. Ini adalah tanda bahwa pria peduli, bahwa mereka menghargai kesehatan dan kesejahteraan pasangan mereka. Dari langkah kecil ini, pemahaman yang lebih dalam akan tumbuh, dan mungkin suatu saat nanti, vasektomi tidak lagi dianggap sebagai keputusan yang menakutkan, melainkan sebagai bagian dari tanggung jawab bersama yang diterima dengan penuh kesadaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H