Namun, pada akhirnya, pilihan tetap harus dibuat. Kami tahu bahwa kami harus memilih salah satu dari mereka di Pilkada 2024 nanti. Pilihan ini bukan hanya soal politik, tapi juga soal masa depan Musi Rawas. Dalam percakapan sehari-hari, kami sering membahas siapa yang layak mendapatkan dukungan. Apakah kami harus mendukung Ratna yang memiliki pengalaman sebagai bupati? Ataukah kami harus memberikan kesempatan kepada Suwarti yang juga pernah berkontribusi sebagai wakil bupati?
Kisah Becak dan Harapan Warga
Salah satu momen yang paling membekas bagi kami adalah ketika Suwarti, meski di tengah perjuangan berat untuk mendapatkan dukungan partai, memutuskan untuk datang ke KPU dengan menumpang becak. Sebagai warga yang tumbuh besar di lingkungan sederhana, aksi ini menggugah hati banyak dari kami. Suwarti seolah ingin menunjukkan bahwa meski ia menghadapi banyak tantangan, ia tetap rendah hati dan tidak pernah lupa dari mana ia berasal.
"Suwarti itu kuat," ujar Pak Budi, pemilik warung yang sering menjadi tempat diskusi warga. "Dia berjuang sampai akhir, dan becak itu simbol perjuangannya. Saya kagum, meski tidak mudah baginya untuk maju, dia tetap melakukannya."
Di sisi lain, Ratna juga tidak kalah dalam hal menarik perhatian warga. Dengan dukungan partai-partai besar, termasuk Gerindra yang semula dipimpin oleh Suwarti, Ratna menunjukkan bahwa ia mampu menjaga kestabilan politik di tengah tantangan yang ada. Banyak dari kami melihat Ratna sebagai sosok yang tegas dan mampu memimpin dengan baik. Namun, bagi sebagian warga, kedekatannya dengan partai-partai besar menimbulkan kekhawatiran akan keterlibatan kepentingan politik nasional dalam pemerintahan lokal.
Akhir Cerita, Awal Baru
Pilkada Musi Rawas 2024 bukan hanya soal siapa yang akan menang, tapi juga soal bagaimana kita, warga Musi Rawas, akan menghadapi perpecahan yang ada di depan mata. Drama politik yang terjadi di antara keluarga-keluarga besar ini memberi kami banyak pelajaran. Terlepas dari siapa yang akan terpilih, kami berharap bahwa pemimpin yang nanti duduk di kursi bupati akan mampu merajut kembali benang-benang persaudaraan yang sempat terputus.
Kami tidak ingin Pilkada ini hanya menjadi catatan sejarah sebagai pertarungan keluarga. Kami ingin ini menjadi awal baru bagi Musi Rawas, di mana politik bisa berjalan seiring dengan nilai-nilai kekeluargaan yang selama ini kami junjung tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H