Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Judi Slot: Tren Terbaru yang Menjerat Remaja Indonesia

25 September 2024   16:20 Diperbarui: 25 September 2024   16:20 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Saya melihat peningkatan jumlah remaja yang datang ke klinik kami dengan masalah kecanduan judi," ungkap Yuli Arifin. "Mereka sering kali tidak menyadari betapa besar dampak psikologis yang dialami karena judi. Banyak dari mereka datang dengan masalah kecemasan yang parah, tidak bisa tidur, dan bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri ketika mereka merasa tidak ada jalan keluar dari lingkaran kecanduan ini."

Selain itu, dampak sosial dari judi online juga menyebar luas. Banyak remaja yang menghabiskan uang yang diberikan oleh orang tua mereka, atau bahkan mulai meminjam uang dari teman-teman dan kerabat untuk terus bermain. Ketika hal ini terungkap, hubungan keluarga menjadi tegang, dan konflik pun tidak bisa dihindari.

Respon Global dan Keresahan yang Meluas

Tidak hanya Indonesia yang menghadapi darurat kecanduan judi online di kalangan remaja. Di berbagai negara, fenomena ini telah menimbulkan keresahan luas. Di Amerika Serikat, studi dari Harvard Medical School menunjukkan peningkatan tajam dalam jumlah remaja yang terlibat dalam judi online sejak pandemi COVID-19 melanda. Inggris pun menghadapi masalah serupa, dengan pemerintah setempat berusaha menerapkan regulasi ketat terhadap iklan perjudian daring yang menargetkan anak-anak dan remaja.

Beberapa negara Eropa seperti Swedia dan Norwegia bahkan telah melarang semua bentuk iklan judi daring setelah melihat lonjakan signifikan dalam kasus kecanduan judi. Mereka menyadari bahwa langkah-langkah tegas harus diambil untuk melindungi generasi muda dari bahaya ini.

Di Indonesia, meskipun pemerintah sudah memberantas banyak situs judi online ilegal, para operator judi terus mencari celah. Akses yang mudah melalui VPN, serta metode pembayaran yang tidak diawasi secara ketat, membuat situs-situs ini tetap dapat diakses oleh remaja. Ini menambah kompleksitas dalam upaya memerangi judi online di Tanah Air.

"Regulasi pemerintah saat ini belum cukup kuat," kata Tono Pratama, seorang peneliti di  LIPI. "Selain memblokir situs, kita butuh pendekatan yang lebih holistik, seperti memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, tentang bahaya perjudian."

Kisah Nyata: Jebakan yang Nyaris Mematikan

Tidak semua remaja mampu keluar dari lingkaran setan judi online. Salah satu contoh kasus adalah Rio (nama samaran), seorang remaja 16 tahun dari Yogyakarta. Ia mulai bermain judi slot online pada usia 15 tahun setelah diperkenalkan oleh temannya. "Awalnya hanya iseng," kata Rio. "Tapi setelah menang pertama kali, saya terus bermain, sampai uang jajan habis. Saya bahkan mulai meminjam uang dari teman untuk main."

Rio sempat mengalami depresi berat ketika keluarganya mengetahui kecanduannya. Ia merasa tidak ada jalan keluar. "Saya ingin berhenti, tapi setiap kali saya kalah, saya merasa perlu bermain lagi untuk menang balik. Itu tak pernah terjadi."

Untungnya, dengan bantuan keluarganya, Rio kini sedang menjalani terapi pemulihan dari kecanduan judi. Namun, tidak semua remaja seberuntung Rio. Banyak yang terus terjerat dan mengalami kerugian yang tidak hanya finansial, tetapi juga mental.

Langkah Menuju Solusi

Untuk mengatasi krisis ini, berbagai pihak harus bekerja sama. Pemerintah, operator telekomunikasi, lembaga pendidikan, serta keluarga memiliki peran penting dalam membatasi akses dan memberikan edukasi terkait risiko judi online.

"Saya pikir langkah pertama adalah mengakui bahwa ini adalah masalah yang serius," kata Yuli Arifin. "Setelah itu, kita harus membangun kesadaran publik yang lebih besar melalui kampanye, pendidikan di sekolah, dan dukungan dari orang tua."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun