Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sandwich Generation di Indonesia: Ladang Pahala atau Lingkaran Setan?

25 September 2024   10:37 Diperbarui: 25 September 2024   10:46 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: decode.uai.ac.id

Beban finansial bukanlah satu-satunya hal yang harus dihadapi oleh generasi sandwich. Tekanan mental dan emosional yang datang dari harus merawat dua generasi sekaligus sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang termasuk dalam sandwich generation lebih rentan mengalami stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

Menurut Susiana Nugraha, Direktur Pusat Kajian Keluarga dan Kelanjutusiaan (CeFAS) Universitas Respati Indonesia, fenomena sandwich generation dapat menjadi lingkaran setan bagi masyarakat Indonesia. "Generasi ini harus menopang orang tua yang sudah menua, sementara mereka sendiri juga harus mempersiapkan masa depan anak-anaknya. Akibatnya, kualitas hidup mereka menurun, baik secara ekonomi maupun mental," jelasnya.

Peneliti lain, Agus S Efendi dari Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (Pusdeka) UNU Yogyakarta, menyatakan bahwa jika kebijakan hanya fokus pada penduduk usia muda dan mengabaikan lansia, bonus demografi yang diharapkan akan menjadi momok. "Bonus demografi ini bisa menjadi masalah besar jika kita hanya fokus pada produktivitas usia muda tanpa memperhatikan apa yang akan terjadi setelah itu," katanya.

Solusi: Mencari Jalan Tengah

Salah satu solusi yang sering diusulkan untuk mengatasi tantangan sandwich generation adalah dengan mempersiapkan masa tua sedini mungkin. Sayangnya, di Indonesia, budaya menabung dan merencanakan masa depan finansial belum menjadi prioritas utama bagi banyak orang. Pendidikan finansial yang minim serta kesadaran akan pentingnya investasi untuk masa tua masih rendah.

Pemerintah juga mulai mengambil langkah untuk menghadapi tantangan ini, terutama dengan memperkuat program jaminan sosial bagi lansia. Program seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan diharapkan bisa menjadi jaring pengaman bagi lansia yang tidak memiliki dukungan finansial. Namun, implementasi program ini masih menemui banyak tantangan, terutama di daerah-daerah terpencil.

Selain itu, penting juga bagi generasi sandwich untuk mendapatkan dukungan mental dan emosional. "Masyarakat sering kali mengabaikan pentingnya kesehatan mental, padahal ini adalah faktor penting dalam menghadapi tekanan hidup," kata Susiana. "Pemerintah dan masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya memberikan dukungan, baik finansial maupun mental, kepada generasi ini."

Memandang dari Perspektif yang Positif

Meski berat, beberapa dari sandwich generation mencoba memandang situasi mereka dari perspektif yang lebih positif. Bagi mereka, ini adalah kesempatan untuk berbakti kepada orang tua, sebuah nilai yang sangat dijunjung dalam budaya Indonesia.

"Tidak mudah memang, tapi saya percaya ini adalah jalan saya untuk membalas budi kepada orang tua," kata Rina, seorang ibu dua anak yang juga merawat ibunya yang berusia 80 tahun. "Saya melihat ini sebagai kesempatan untuk menanam pahala, untuk meraih ridha Allah."

Dalam masyarakat yang sangat menjunjung nilai-nilai kekeluargaan dan religiusitas, sandwich generation sering kali dihadapkan pada dilema antara tanggung jawab moral dan beban ekonomi. Namun, pada akhirnya, mereka mencoba menemukan keseimbangan di tengah-tengahnya.

Masa Depan Sandwich Generation di Indonesia

Fenomena sandwich generation di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya persentase lansia di negeri ini. Meskipun bonus demografi menawarkan harapan akan peningkatan produktivitas dan ekonomi, tantangan yang dihadapi generasi ini tidak bisa diabaikan.

Pemerintah perlu lebih serius dalam memikirkan kebijakan jangka panjang yang tidak hanya berfokus pada penduduk usia produktif, tetapi juga lansia yang semakin membutuhkan perhatian. Program jaminan sosial yang kuat, pendidikan finansial sejak dini, serta dukungan mental bagi generasi sandwich adalah beberapa solusi yang bisa diambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun