Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - eklegein

Menyukai diskusi mencerahkan yang memperluas wawasan. Menyukai diskusi dan introspeksi yang membuka wawasan baru tentang kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dibayangi Sejarah Kelam: Timnas Indonesia Bertekad Ukir Kemenangan di Kandang Bahrain

14 September 2024   08:43 Diperbarui: 14 September 2024   09:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia sepak bola, kemenangan memang menjadi tujuan utama. Namun, perjalanan menuju kemenangan sering kali lebih berharga dari sekadar angka di papan skor. 

Sportivitas, disiplin, dan rasa hormat adalah nilai-nilai yang tak terpisahkan dari seorang atlet sejati. Di hadapan tekanan mental dan gangguan suporter lawan, seperti yang terjadi pada laga antara Bahrain dan Jepang baru-baru ini, karakter seorang atlet benar-benar diuji. 

Timnas Indonesia harus belajar dari pengalaman ini ketika mereka menghadapi Bahrain pada 10 Oktober mendatang.

Pertandingan ini bukan sekadar pertarungan fisik di lapangan hijau, tapi juga pertarungan mental. Kita masih mengingat luka lama, ketika pada 2012 Indonesia harus menelan kekalahan pahit 10-0 dari Bahrain dalam kualifikasi Piala Dunia. 

Itu bukan hanya kekalahan besar, tapi juga momen di mana sepak bola Indonesia sedang kacau dengan dualisme federasi. Namun, situasi kini berbeda. 

Indonesia tidak hanya harus menang, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari masa lalu, bahwa mereka memiliki karakter kuat untuk menghadapi segala situasi.

Pentingnya Sportivitas di Tengah Tekanan

Dalam pertandingan internasional, tidak jarang kita melihat suporter lawan melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, baru-baru ini menyuarakan kekesalannya ketika suporter Bahrain mengejek lagu kebangsaan Jepang. 

Sikap tidak sportif ini sering kali bertujuan untuk merusak mental pemain. Inilah momen di mana sportivitas menjadi kunci. Sportivitas bukan hanya soal bersikap baik saat menang atau kalah, tetapi juga bagaimana seorang atlet mampu tetap tenang dan menghormati permainan, meskipun menghadapi gangguan yang disengaja.

Indonesia harus siap secara mental menghadapi hal serupa. Timnas perlu memperkuat mentalitas pemain untuk tetap fokus pada pertandingan, tidak terprovokasi oleh suporter lawan. 

Kuncinya ada pada kemampuan mereka menjaga ketenangan dan menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang terlatih untuk bersaing secara adil dan profesional.

Disiplin sebagai Pondasi Kemenangan

Disiplin adalah elemen lain yang akan menentukan hasil pertandingan. Ketika atlet mampu mengendalikan emosinya dan tetap fokus, mereka akan lebih siap menghadapi tekanan apa pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun