"Ketika perempuan mendapatkan kekuasaan, dunia menjadi lebih baik," kata Hillary Clinton.
Pernyataan ini menggambarkan sebuah keyakinan bahwa keterwakilan perempuan di posisi puncak politik tidak hanya simbolis, tetapi memiliki dampak nyata yang signifikan.Â
Namun, untuk memahami sejauh mana perempuan dalam politik membawa perubahan, kita perlu melihat lebih dalam dari sekadar angka dan nama.
Di tulisan pertama kita sudah membahas apakah keterwakilan perempuan dalam Pilkada 2024 adalah simbol kemajuan atau sekadar strategi elektoral.Â
Kini, kita akan menggali lebih dalam dengan melihat contoh nyata dari berbagai pemimpin perempuan global dan nasional, serta tantangan yang mereka hadapi.
Sejarah dan Realitas Keterwakilan Perempuan
Mari kita mulai dengan melihat contoh dari figur politik perempuan internasional yang telah mencatatkan jejaknya di panggung global.Â
Hillary Clinton, Angela Merkel, Theresa May, Nancy Pelosi, dan Jacinda Ardern adalah contoh pemimpin perempuan yang telah memecahkan batasan gender dan meninggalkan jejak penting dalam politik dunia.Â
Namun, meskipun mereka mencapai posisi puncak, tantangan tetap ada.
Hillary Clinton, yang pernah menjadi calon presiden perempuan pertama di Amerika Serikat, menghadapi banyak tantangan yang menggarisbawahi ketidaksetaraan gender yang masih ada.Â
Meskipun dia memenangkan popular vote, kekalahan dalam Electoral College mencerminkan kekuatan dan keterbatasan perempuan dalam politik.
Angela Merkel, sebagai Kanselir Jerman selama 16 tahun, menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan berpengaruh.Â