Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Biasa

Mencintai kehidupan, menikmati kekinian. Itu Sudah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini Dia Sumber Kerusakan Mental Anak!

26 September 2014   04:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14116570351064850691


“Semua bayi dilahirkan cerdas; 9.999 dari setiap 10.000 bayi itu dengan begitu cepat, dan sembrono dijadikan tidak cerdas lagi oleh orang-orang dewasa.” (Bucminster Fuller)

Sumber Kerusakan Mental

Kerusakan mental pada anak-anak kita pada umumnya karena kehilangan hakikat pendidikan itu sendiri dalam membawa perubahan, dan parahnyapun semakin tidak jelas. Belakangan ini banyak kejadian kenakalan remaja semakin meningkat.

Potret pendidikan yang tidak menjamin adanya perubahan kearah yang lebih baik, seperti kita saksikan dan hampir semua orang tahu bahwa pelaksanaan Ujian Nasional mengalami ketidak jujuran dimana-mana, anak mencontek dan bahkan guru memberikan kunci jawaban pada siswanya demi sebuah reputasi baik dan bisa menyenangkan orang tua karena bisa meluluskan siswanya.

Banyak anak-anak jenius dan berbakat yang tidak menjadi apapun karena salah asuh oleh orang-orang dewasa, terutama oleh orang tua dan gurunya dikarenakan ketidakmengertian mereka. Orang tua dan guru lebih menekankan pada target pencapaian nilai akademis, namun lupa akan potensi alamiah anak sebagai manusia untuk menjadikannya manusia yang dapat berguna bagi manusia dan alamnya.

Ketika anak tidak mencapai nilai akademiknya, sering anak diberi label yang membuat si anak terpuruk. Ini telah terjadi sejak lama dan berulangkali menuai kritik. Tapi mana? Arus globalisasi menenggelamkan semua kritik dalam tong sampah! Sangat miris memang.

Introspeksi


“Imajinasi lebih penting daripada ilmu pengetahuan”. Albert Einstein.

Kita telah menciptakan suatu masyarakat yang menghormati hamba (pikiran rasional) dan telah melupakan karunia itu.

Karena tidak ada anak yang bodoh, yang adalah kita belum menemuka cara yang tepat dan terbaik untuk mendidik anak sesuai dengan ke-unik-kannya.

Oleh karena itu, janganlah kecewa dengan hasil yang anak kita peroleh dari nilai ulangan Matematik, Ulangan Fisika atau nilai dari raport mereka yang rendah dibanding anak tetangga, yang perlu kita lakukan adalah menggali, menggali, menggali, mendidik dan mengembangkan potensi-potensi yang potensial menjadi kekuatan personal bagi anak kita, sehingga ia menjadi dirinya sendiri yang mandiri untuk orang lain dan kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun