Mohon tunggu...
Adiatma Rosyid
Adiatma Rosyid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Setelah philosia tumbuh,puisilah jalan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menempuhi Cakrawala Kemungkinan

12 Mei 2014   21:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menempuhi Cakrawala Kemungkinan

Berkelana berarti menempuh cakrawala kemungkinan, sebab lingkungan yang mengitari adalah emperan-emperan kepastian yang tak lagi meluaskan. Sering, massa di sekitar manusia pencari menjadikan manusia lain menjadi diri mereka dengan jalan kemapanan dan pasangan. Usia muda adalah usia kemungkinan, usia potensi yang belum cukup mati untuk berpikir luas dan naif. Lebih baik gagal karena tidak mendengar nasihat orang lain, daripada menyesal tidak pernah patuh pada diri sendiri dan bebas. Usia muda adalah usia berkelana, menempuhi keluasan hal yang tak melulu kita ketahui dengan pasti dan menimbulkan kenyamanan. Usia muda adalah usia resiko, mengambil resiko sebanyak-banyaknya dan berani menjadi naif. Naif, untuk mengambil taruhan penuh semangat dengan segala resiko. Daripada menuju kemapanan diri, mati bosan hingga penyesalan. Cukupi kebutuhan diri untuk menderita, sehingga adaptif , mendewasa hingga bercengkerama dan berelasi. Cukupi diri dengan berkelana, agar tak terhenti. Berkelana hanya untuk melihat tempat baru tanpa menyukupi kebutuhan menderita dan teraniaya sama sekali tak akan menumbuhkan jiwa. Paling banter, senang sebentar, pamer foto, berlalu, mengeluh lagi dan ingin pergi lagi. Semacam hedonic treadmill . Berhenti bermimpi dan realistis, sebab, bukan keduanya. Tapi cakrawala keluasan yang mengantar pada bukan dan apa-apa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun