Jadi bila ditotal sehari mampu memproduksi 150 pcs. Namun hal tersebut bila alat yang digunakan lancar atau tidak ngadat.
"Kalo alat yang kami gunakan untuk menggiling bahan baku lancar maka kami mampu menghasilkan 150pcs. Namun kalo alatnya ada gangguan biasanya hanya 100 pcs perhari," ujarnya.
Murwati juga mengatakan untuk membuat minuman jahe menjadi kristal kering membutuhkan waktu 3 jam untuk 10 liter air rempah yang kemudian akan menjadi bubuk kristal sebanyak 7 hingga 8 Kg.
"Jadi bahan baku seperti jahe, sereh, kayu manis, kayu secang itu digiling menggunakan alat. Kemudian air sari dari gilingan rempah tersebut di rebus dan ditambah rempah-rempah lainnya hingga menjadi kristal kering. Biasanya kami memasak 10 liter air sari rempah yang kami rebus selama 3 jam akan menghasilkan 7 hingga 8 Kg kristal kering," kata Murwati.
"Setelah ada wabah corona ini omset kami memang naik 100% dari bulan-bulan sebelumnya. Apalagi minuman wedang korona ini menjadi primadona dan buruan para pembeli. Karena khasiat dari jahe dan rempah-rempah itu sendiri bisa anda cari di mesin pencarian internet." Katanya.
Namun meskipun omset naik Sugeng mengeluhkan beberapa bahan baku yang saat ini harganya naik hingga 100% lebih katanya.
"Pada saat kami memproduksi pertama kali harga jahe Rp 18.000/Kg. Namun sekarang dipasaran harga jahe per kilo nya sudah mencapai Rp 55.000 hingga Rp 60.000 kemudian harga gula pasir juga naik. Sementara harga jual produk kami masih tetap yaitu Rp 15.000/pcs, semoga harga bahan baku bisa normal kembali" ungkapnya.
KBC-03
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H